Salah satu kendala yang kerap dihadapi oleh anak dengan autisme adalah komunikasi. Sebagian besar orangtua kerap mengeluhkan sulitnya membangun komunikasi dengan anak berkubutuhan khusus autisme. Namun di sisi lain ada sebagian yang menganggap bahwa kemampuan komunikasi akan muncul dengan sendirinya, yang terpenting adalah kemampuan bersosialisasinya terlebih dahulu. Benar atau tidaknya, yang jelas membangun kemampuan komunikasi sangatlah penting dan diperlukan, baik untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan ataupun yang diinginkan. Komunikasi juga penting sebagai jembatan untuk mereka agar lebih berkembang dan mandiri, mampu menghadapi situasi menuju dunia luar dan masa yang akan datang.
Dalam membangun komunikasi dua arah, diperlukan beberapa tahapan. Berikut adalah tips dasar dalam membangun komunikasi pada anak dengan autisme:
1. Kedekatan pada anak
Sebelum melakukan latihan berkomunikasi pada anak, baiknya kita melakukan terlebih dahulu pendekatan (building raport). Dengan melakukan pendekatan, kita dapat mengetahui topik apa yang menjadi minat anak untuk dibicarakan, sehingga dapat menumbuhkan minat anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. Menjalin kedekatan dengan anak juga diperlukan agar tercipta suasana positif dan trust pada diri anak akan kehadiran orang lain yang akan bekerjasama dengan dirinya dalam beberapa waktu kedepan.
2. Melatih Kemampuan memahami Instruksi
Sebelum memberikan intruksi pada anak, kita perlu belajar bagaimana cara melakukan kontak mata terlebih dulu. Hitung berapa lama anak bertahan melakukan kontak mata. Setelah mengetahui lamanya kontak mata yang terjalin dengan anak, langkah berikutnya berikutnya adalah memberikan instruksi sederhana. Mulailah dengan memebri instruksi yang paling sederhana, seperti dengan memberikan instruksi yang mengandung satu kalimat instruksi. Bila anak sudah dianggap mampu secara mandiri melakukan satu instruksi yang diberikan, maka tingkatkan kesulitan instruksi dengan memberikan dua dari intruksi 1 tahap. Setelah dirasa anak sudah mampu secara mandiri, lanjutkan dengan memberi instruksi yang berisi 2 kalimat perintah, 3 kalimat perintah dan seterusnya.
3. Menggunakan Kartu Bergambar
Sebagai tahap awal melatih kemampuan komunikasi dua arah pada anak dengan autisme yang memiliki kesulitan pada kemampuan verbal, maka metode ini dapat digunakan. Orang tua atau pengajar dapat menggunakan kartu sebagai media komunikasi dengan anak. Pertama-tama, kenalkan kartu bergambar yang digunakan untuk memperkenalkan benda – benda yang ada di rumah. Selanjutnya ajak anak untuk mencari benda aslinya atau menyamakan bentuk dari kartu gambar yang diajukan. Jadi bila anak menginginkan sesuatu maka anak dapat menunjukan kartu yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Bila dirasa kemampuan verbalnya sudah mulai menunjukan peningkatan, maka metode ini dapat dikurangi intensitasnya dan mulai beralih dengan melatih kemampuan bicara
4. Melatih Kemampuan Bicara
Tahap selanjutnya yaitu ajak anak untuk mengucapkan aneka kata sederhana, seperti ma, ba, pa dan lainnya. Setelah ada bunyi verbal yang muncul, ajarkan anak untuk mengucapkan nama – nama benda di sekitarnya.
5. Bersikap Sabar dalam Melatih Anak
Dalam mendidik anak dengan autisme tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sangat diperlukan proses panjang untuk mencapai kondisi perkembangan yang diharapkan. Orang tua dan pendidik perlu saling bekerjasama dalam mmelatih kemampuan komunikasi anak, khususnya ketika melatih kemampuan memahami instruksi. Hal tersebut perlu dilatih secara bertahap dan perlahan, diakrenakan terkadang instruksi yang disampaikan tidak sejalan dengan apa yang ananak pahami. Maka sangat penting bagi orangtua dan pendidik agar dapat menjaga kondisi diri dan emosi selama berhadapan dengan anak, dengan harapan anak akan mendapatkan suasana positif dan nyaman selama menjalani latihan .
Penulis : Dicky Age Tresna, S.Pd