Strength dalam makna bahasa Indonesia dapat berarti kelebihan, kekuatan atau hal-hal yang bersifat potensial. Setiap anak memiliki potensi kelebihannya masing-masing, dalam aspek intelektual, fisik, interpesonal, kapasitas, minat serta motivasinya. Dalam teori Ekologi Perkembangan Anak, anak ditempatkan sebagai pusat dan keluarga serta proses pembelajaran sangat memengaruhi perkembangan diri anak dari berbagai aspek.
Pendekatan yang menekankan potensi anak ini tidak berfokus memusingkan apa yang kurang dari diri anak, namun berfokus terhadap beberapa prinsip berikut :
- Setiap anak memiliki kekuatan dan kemampuannya masing-masing
- Anak tumbuh dan berkembang dari dan berdasarkan potensi serta kemampuannya yang khas
- Masalah itu adalah masalah, tersendiri—dan bukan anak yang menjadi masalahnya
- Ketika anak dan orang-orang di sekitarnya mengapresiasi dan memahami kelebihan serta potensi yang anak miliki, maka anak akan lebih baik dalam belajar dan berkembang.
Selain itu, pendekatan ini juga mengajak para pendidik untuk memerhatikan tiga hal ini :
- Apa yang anak sudah bisa melaksanakannya; misal anak sudah bisa dan mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain, maka cara-cara belajar yang pas bisa berfokus terhadap kemampuan sosialnya terlebih dahulu atau melibatkan metode interaksi sosial
- Apa yang anak bisa lakukan apabila didukung dengan sumber daya pembelajaran yang memadai; berfokus terhadap dukungan sumber daya yang ada terlebih dahulu untuk memudahkan perkembangan anak secara realistis
- Apa yang anak akan bisa lakukan suatu hari nanti; hal ini penting untuk memprediksi potensi dalam diri anak di kemudian hari dalam aspek atau bidang tertentu, sehingga pembelajaran akan lebih terfokus dan membuat anak jauh lebih percaya diri untuk berkembang lebih baik
Sebagai seorang guru dan orangtua yang merupakan komponen pendidik anak, pendekatan ini menekankan beberapa hal penting yaitu bahwa menghargai anak dan menilai bahwa setiap anak itu berbeda-beda, fokus terhadap apa yang mereka bisa lakukan daripada apa yang mereka tidak bisa lakukan, menjelaskan proses perkembangan belajar anak dengan penghargaan yang jujur dan tulus, membangun kemampuan anak dengan metode ZPD (zone of proximal and potential development) yang berarti banyak berkomunikasi dan melibatkan anak dalam proses belajar, memahami betul bahwa anak mengalami kesulitan dan tantangan yang juga perlu untuk diperhatikan dan diberikan dukungan, serta mengidentifikasi proses belajar yang mana yang berjalan dengan baik dan lancar—sehingga dapat menganalisis proses belajar yang perlu untuk diproduksi lagi untuk meningkatkan pendidikan anak.
Jadi, pendekatan ini justru bukanlah hanya berfokus terhadap hal-hal yang nampak positif saja (karena belum tentu yang kelihatannya positif itu baik dan benar untuk anak), bukan juga untuk menghindarkan kenyataan yang ada yang malah membuat pendidik justru memberikan akomodasi secara tidak sadar terhadap perilaku buruk anak yang semestinya dihilangkan, memaklumi masalah yang ada dan juga bukan menyepelekan apa yang penting untuk diperhatikan dari proses belajar anak.
Penulis : Afifah Nurul Karimah, S.Psi