Mengembangkan School Engagement Siswa di Masa Pandemi

https://thetyee.ca/Analysis/2020/05/27/Online-Classes-Kids-Privacy-Risk/

Semenjak terjadi peningkatan kasus Covid-19, pemerintah Indonesia memberlakukan pembelajaran secara daring sejak pertengahan Maret 2020. Perubahan ini tentu membutuhkan adaptasi dari berbagai pihak termasuk siswa sebagai peserta didik.

Berbagai skema pembelajaran dirancang agar proses belajar tetap berlangsung dengan efektif walaupun dilakukan secara daring. Para siswa diharapkan mampu melewati tahap-tahap penyesuaian dimana tidak menutup kemungkinan beberapa diantaranya menghadapi berbagai tantangan.

Di sisi lain, siswa juga mengalami kejenuhan semenjak himbauan untuk tetap di rumah saja diterapkan. Sehingga tidak berlebihan jika siswa mengalami masa-masa yang sulit yang dapat mempengaruhi performa belajarnya. Termasuk salah satunya adalah bagaimana ketelibatan (engagement) siswa dalam proses pembelajaran.

Fredricks et.al (2004) menyebutkan bahwa school engagement terdiri atas 3 dimensi yaitu  behavioral engagement (keterlibatan perilaku), emotional engagement (keterlibatan emosi) dan cognitive engagement (keterlibatan kognitif).

School engagement siswa dapat diukur dengan melihat hal-hal seperti konsentrasi, keaktifan bertanya, keterlibatan dalam kegiatan diskusi, ketepatan waktu mengerjakan tugas, kemampuan untuk pemecahan masalah dalam kegiatan belajar, strategi regulasi diri, dll.

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar tentu menjadi hal penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi bagaimana efektivitas dan hasil belajar dapat dicapai. Dukungan dari guru dan orang tua sangat diperlukan agar siswa mampu melewati proses pembelajaran daring dengan maksimal.

Berikut beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk diterapkan agar selama masa pandemi, siswa tetap aktif terlibat dalam kegiatan belajar.

1. Menciptakan pembelajaran interaktif                       

Pembelajaran interaktif dapat berupa kegiatan presentasi, tanya-jawab, diskusi serta memanfaatkan  fitur screen sharing dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara langsung. Sehingga siswa lebih fokus dan konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.

2. Rutin melakukan sharing session

Kegiatan sharing session dapat diisi dengan menyediakan waktu mengobrol bagi siswa dengan topik-topik ringan atau sekedar bertukar kabar. Dapat juga diisi dengan menanyakan kepada siswa tentang hambatan-hambatan belajar secara daring. Jika siswa sudah mulai terbuka menyampaikan hambatan-hambatan yang dihadapi, diskusikan tentang alternatif solusi yang akan membantu siswa.

3. Memastikan kesiapan siswa

Siswa dapat lebih fokus pada kegiatan belajar jika dalam kondisi yang prima dan sehat. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua atau siswa secara langsung untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan waktu istirahat, tidur dan asupan makanan yang cukup.

4. Menciptakan target belajar yang realistis

Setiap siswa beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh. Beberapa dapat beradaptasi dengan cepat, dan tidak menutup kemungkinan beberapa siswa membutuhkan lebih banyak waktu. Pemberian materi belajar dan tugas yang terlalu banyak akan menimbulkan kelelahan pada  siswa yang mengarahkan pada turunnya konsentrasi. Sehingga guru perlu mempertimbangkan pelonggaran target belajar jika dibutuhkan.

Penulis : Imarotul Masiroh, S.Pd