Strategi Pembelajaran Bagi Tunarungu

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (Student With Special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing.

Tunarungu (Communication disorder and deafness) adalah Individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen, serta memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka disebut Tunawicara.

Cara berkomunikasi dengan anak Tunarungu menggunakan Bahasa Isyarat dan Bahasa tubuh. Untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional , sedangkan untuk isyarat Bahasa berbeda-beda di setiap negara. Anak Tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.

Berikut Identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran

(Tunarungu) diantaranya yaitu :

  1. Tidak mampu mendengar
  2. Terlambat perkembangan Bahasa
  3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
  4. Kurang/ tidak tanggap bila diajak bicara
  5. Ucapan kata tidak jelas
  6. Kualitas suara aneh/monoton.
  7. Sering memiringkan kepala kepala dalam usaha mendengar
  8. Banyak perhatian terhadap getaran
  9. Keluar nanah dari kedua telinga

   10. Terdapat kelainan organis telinga.

Berikut ini strategi yang bisa digunakan untuk anak Tunarungu  diantaranya yaitu :

  1. Strategi Deduktif yaitu Sebuah pembelajaran dengan metode ceramah, tannya jawab dan simulasi
  2. Strategi Induktif yaitu Sebuah pembelajaran yang bersifat langsung sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan Keterampilan berfikir kritis.
  3. Strategi Heuristic yaitu Pembelajaran yang menstimulus siswa agar aktif dalam proses pembelajaran, memahami materi pelajaran, memecahkan masalah, dan dapat mempresentasikannya dengan baik.
  4. Strategi Ekspositorik yaitu Pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa untuk menguasai materi pembelajaran secara optimal
  5. Strategi klasikal yaitu Pembelajaran yang mencakup di satu ruangan kelas dengan jumlah tertentu, waktu dan tempatnya sudah diatur oleh peraturan sekolah.
  6. Strategi Kelompok yaitu Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok – kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
  7. Strategi Individual yaitu Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan sendiri waktu dan tempat belajar siswa indoor maupun outdoor.
  8. Strategi kooperatif yaitu Pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
  9. Strategi modifikasi perilaku (Behaviorisme) yaitu Pembelajaran yang dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih baik dan sopan.

(Penulis : Muhammad Fatkhurrahman, S.Pd)