Aktivitas Seni untuk Anak Special Needs

Kegiatan seni adalah cara yang baik untuk menumbuhkan harga diri atau self-esteem. Karena tidak ada karya seni yang “salah”, anak-anak berkebutuhan khusus tidak perlu khawatir karya seninya tidak akan “sebagus” orang lain.

Karena seni mungkin merupakan pengalaman baru bagi banyak anak berkebutuhan khusus, ada baiknya membantu mereka memulai dengan membicarakan dan mungkin mendemonstrasikan beberapa cara menggunakan bahan dan teknik. Anak-anak kemudian dapat memilih ide yang ingin mereka eksplorasi. Dorong mereka untuk menjadi mandiri, tetapi pastikan ayah bunda ada di sana untuk membantu jika diperlukan.

Seni memberikan berbagai macam kesempatan belajar seperti bagaimana menguasai teknik seni tertentu, mengekspresikan diri melalui seni dan dorongan motorik halus (diperlukan untuk melukis gambar atau membuat barang kerajinan). Seni dapat digunakan sebagai salah satu bentuk terapi untuk anak non verbal, dapat digunakan dalam terapi wicara atau bahkan untuk mengatasi masalah perilaku atau emosional pada siswa.

Beberapa aktivitas seni yang dapat dilakukan :

  1. Keterampilan pra-membaca pada anak bisa difasilitasi dengan membiarkan anak mencoret-coret atau menggambar apa yang mereka inginkan dengan cara yang menyenangkan tanpa tekanan. Bisa juga dengan memberikan penyelesaian gambar sebagian yang telah diisi, sehingga anak terdorong untuk menyelesaikannya. Ayah bunda bisa menggunakan media lain seperti potongan karton untuk meningkatkan imajinasi mereka.
  2. Jika anak tersebut memiliki autisme atau kelainan perilaku serupa, dia mungkin enggan menyentuh dan tidak suka menyentuh apa pun yang lengket. Ini dapat membuat segalanya lebih menantang saat ananda mencoba menyelesaikan aktivitas yang melibatkan pelekatan. Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan desensitisasi – yaitu, dengan lembut memperkenalkan mereka ke item lain dengan tekstur lengket sehingga mereka terbiasa dengannya.
  3. Jika seorang siswa memiliki disabilitas visual seperti kebutaan atau penglihatan parsial, proyek seni yang melibatkan banyak tekstur sangat ideal sehingga mereka dapat merasakan karya seni mereka meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Benda-benda seperti tanah liat, cangkang, kertas pasir, papan bergelombang, pasir, dan tepung jagung memberikan pesta taktil bagi anak-anak dengan kemampuan visual terbatas. Dengan mencampurkan cat bubuk putih dengan tepung jagung dan menambahkannya ke desain yang dibuat dengan lem, siswa dapat menjelajahi tekstur berbeda dari cat bubuk halus dan tepung jagung. Anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa dapat memperoleh manfaat dari aktivitas sentuhan yang lebih canggih seperti pembuatan ubin keramik, mengukir kayu, atau menenun.
  4. Mendengarkan musik adalah cara lain siswa tunanetra dapat menikmati seni.
  5. Seni dapat digunakan sebagai terapi untuk masalah emosional, gangguan kecemasan, depresi atau stres. Menggambar pemandangan positif telah ditunjukkan oleh para peneliti untuk sementara meningkatkan suasana hati dan lebih efektif daripada melampiaskan suatu masalah. Proyek seni dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan, mengatasi frustrasi dan meningkatkan keterampilan mengatasi dan mungkin berguna untuk anak-anak yang sakit, anak-anak yang berduka atau mereka yang selamat dari pelecehan. Ini juga bisa menjadi jalan keluar bagi anak-anak dengan hiperaktif. Gangguan makan kadang-kadang terjadi selama masa kanak-kanak, paling sering terjadi pada gadis pra-remaja dan remaja dan banyak klinik sekarang menggunakan terapi seni seperti melukis, gerakan, dan menari untuk membantu pemulihan dari bulimia atau anoreksia.
  6. Seni adalah cara terbaik bagi anak-anak non-verbal untuk berkomunikasi. Jika mereka tidak dapat berbicara, mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka di atas kertas. Jika mereka memiliki gangguan bicara, kegiatan seperti pembuatan boneka dapat mendorong kreativitas sekaligus memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara melalui bercerita.

Sumber : theinspiredclassroom.com

Penulis : Afifah Nurul Karimah, S.Psi