Manajemen Perilaku Tantrum pada Autis

Penyusun : Restiyanti Wahyudin, S.Psi

Memanajemen perilaku anak dengan autis sangat tidak mudah, terutama jika perilaku tersebut muncul di tengah keramaian dan seketika semua pandangan orang-orang akan tertuju kepada kita? Pertanyaan yang akan muncul jika kita berada di posisi itu adalah “Bagaimana cara kita mengatasi hal tersebut secepat mungkin?”, tapi tahukah Anda jika hal yang lebih baik bukanlah meredakan tantrum itu “secepatnya” tetapi bagaimana cara meredakan tantrum tersebut dengan benar? Seperti contoh, seorang anak dengan autis marah karena Ibu nya menolak membelikannya permen, cara cepat untuk menghentikan tantrum tersebut adalah dengan membelikan permen tersebut, tetapi apakah dengan membelikan permen adalah hal yang baik dan benar? Tentu saja tidak! Saat menangani perilaku tantrum, ingatlah untuk selalu mengutamakan solusi yang terbaik.

Jean Mercer, Profesor Emerita dari Psikologi di Richard Stockton College, New Jersey mengatakan, “Motivasi anak tantrum merupakan bentuk komunikasi yang mengekspresikan kecemasan dan stres,” mengutip Advanced Psychology. Berbeda dengan anak-anak autis yang tantrum untuk alasan yang berbeda dari anak-anak lain, dan mereka juga tidak dapat mengekspresikan diri dengan jelas. Tantrum pada anak autis dengan cepat dapat memburuk menjadi amukan yang kejam dan berbahaya. Lalu, bagaimana cara untuk dapat mengatasi tantrum pada anak autis?

  • Menarik nafas dalam-dalam

Ingatlah jika anak berada di dalam beban stress selama tantrum, bukan hanya anak saja yang tentunya mengalami stress, mungkin sebagai orang tua pun kita merasakannya saat menghadapi anak tantrum. Jika anak masih kesulitan dalam melakukannya sendiri, bimbing anak untuk melakukan hal ini.

  • Pengalihan

Mengarahkan anak bisa menjadi strategi yang sangat efektif. Hal tersebut bergantung kepada usia dan kecendrungan anak. Sebagai contoh bisa mengalihkan dengan percakapan atau mengalihkan ke lingkungan baru. Perubahan lingkungan bisa sangat efektif untuk anak-anak yang lebih kecil.

  • Stimulasi Sensorik

Seperti yang kita ketahui sebelumnya tantrum bisa menghabiskan banyak energi. Terkadang tantrum dapat melibatkan atau memicu kelebihan sensorik, beberapa anak mungkin ada yang terlibat ke perilaku fisik, seperti memukul. Hal tersebut merupakan upaya anak untuk meredakan ketegangan yang ada di dalam dirinya.