Anak berkebutuhan khusus juga bisa stress, lho…

Penyusun: Laela Rose Octavianti, S.Pd.

Stress itu apasih? Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.

Setiap orang bereaksi terhadap stress dengan cara yang berbeda-beda. Karena kepentingan dan kegiatan yang dilakukan setiap orang itu berbeda. Orang dewasa mungkin sudah sering kali merasa stress. Tetapi untuk anak-anak, mereka mempunyai pemikirannya yang masih dasar dan tidak begitu berat seperti orang dewasa, anak-anak sangat mudah untuk merasakan stress. Terlebih untuk anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Di masa pandemi ini, beberapa orang pasti merasakan stress di kehidupannya karena merasa tidak bebas dan harus mengikuti aturan yang sangat banyak untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Orang dewasa yang bekerja saja bisa terkena stress dengan pekerjaannya jika ia tidak mampu menyelesaikannya sesuai tenggang waktu yang diberikan oleh atasannya, belum lagi di masa pandemi ini banyak sekali aturan tambahan yang dapat membuat semakin stress. Orang dewasa saja bisa merasa stress, apalagi anak-anak? Anak-anak pun dapat terkena stress. Seperti anak-anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus juga bisa merasa stres, cemas dan depresi karena harus terkurung di rumah dan banyak melakukan perubahan aktivitas yang dilakukan.

Ada beberapa cara lho untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan perubahan selama pandemi untuk menjaga kesehatan mentalnya, yaitu:

  1. Pantau Perasaan Anak

Anak berkebutuhan khusus itu memiliki keterbatasan dalam melakukan komunikasi. Untuk itu, coba bunda perhatikan kegelisahan, amukan, pola tidur dan pola makan yang buruk dapat menjadikan sebuah tanda bahwa ia merasa stres. Berilah anak kata-kata positif untuk menunjukkan bahwa bunda memahami perasaan si anak.

  • Bantu Anak Memahami

Kita harus membantu anak untuk memahami apa yang sedang terjadi. Hal itu dapat kita lakukan dengan melalui kata-kata, gambar, musik dll yang dapat dipahami oleh anak. Misalnya kita memberitahukan gambar virus corona, atau menggunakan masker. Kita jelaskan kepada anak bahwa sekarang sedang terjadi pandemi dimana terdapat virus berbahaya yang harus kita jauhi dengan salah satu caranya yaitu menggunakan masker ketika keluar rumah atau berbicara dengan orang lain.

  • Cobalah Menjaga Rutinitas

Anak berkebutuhan khusus biasanya mempunyai rutinitas yang dilakukan seperti pergi ke sekolah, terapi, pulang ke rumah dan lainnya. Mereka menyukai struktur tersebut. Adanya pandemi membuat kegiatan rutinitas yang dilakukan berubah dan membuat mereka tidak merasa nyaman. Mungkin sulit untuk sebagian keluarga mempertahankan rutinitas yang biasa dilakukan oleh si anak karena orang tua dan orang rumah mempunyai rutinitas yang berbeda yaitu pekerjaan dan tanggung jawabnya. Tetapi, ada baiknya orang tua tetap melakukan beberapa kegiatan yang sudah dikenali nya seperti makan bersama seperti hari biasanya dan lain-lain yang sesuai rutinitas seperti biasanya.

  • Luangkan waktu untuk keluar rumah setiap hari

Pemerintah memang menganjurkan kita untuk tetap di rumah saja dan keluar rumah hanya jika mempunyai kepentingan. Tetapi, kita tetap dapat keluar rumah dengan memperhatikan jarak sosial dan menghindari kerumunan. Ajak anak untuk berkeliling di lingkungan rumah sebagai salah satu bentuk olahraga ringan dan tetap mengenal lingkungan rumahnya.

  • Ajarkan cara mengatasi stress

Untuk mengatasi stress, bunda bisa memberikan cara-cara yang mudah untuk diikuti, seperti menonton film yang menghibur, atau berlatih pernafasan, atau membuat karya seperti menggambar. Anak-anak biasanya sangat suka menggambar, dengan begitu mereka dapat mengasah kemampuannya dan sedikit menghilangi stress yang dialami.