Penyusun : Annisa Muthmainnah, S.Pd
CARA MENEGUR ANAK YANG BAIK
Anak-anak memang seringkali melakukan kesalahan, namun terkadang sebagai orang tua tidak terkontrol juga, maksud hati ingin menasehati anak nyatanya justru marah-marah tidak terkontrol. Bagaimana cara menegur anak yang baik tanpa “melukai” anak?
- Berbicara dengan lembut
Saat orang tua mengetahui kesalahan yang dilakukan anak, bisa langsung menanyakan pada anak perihal apa yang dilakukan anak dengan duduk bersama. Orang tua bisa mengintrogasikan hal tersebut dengan lembut, orang tua tidak perlu berbicara dengan nada tinggi, perbuatan orang tua seperti itu justru membuat anak ketakutan, merasa diintimidasi dan tidak mau mengakui kesalahannya.
- Menjelaskan kesalahan anak
Saat berbicara lembut pada anak, orang tua dapat memasukkan pertanyaan-pertanyaan pada anak. berilah pertanyaan umum, misalnya seperti anak pergi main dengan temannya tanpa izin, orang tua dapat memberikan pertanyaan “hari ini melakukan apa saja?”, “hari ini main kemana saja?”, “hari ini main dengan siapa?”, lalu masuk ke pertanyaan lebih pokok permasalahannya, “apa tadi sudah minta izin untuk main dengan teman?”, “apa tadi izin untuk main ke tempat tersebut?”, “izin kepada siapa?”, “berapa lama mainnya?” dan sebagainya seperti pertanyaan serupa. Dengan mendapatkan jawaban dari anak, orang tua dapat menjelaskan kesalahan anak kalau perbuatannya tidak dapat dibenarkan dan mungkin dapat membahayakannya.
- Berikan ekspresi tenang pada anak
Ketika orang tua berbicara dengan anak, selain harus lembut, orang tua juga harus menunjukkan ekspresi tenang saat menjelaskan kesalahan anak. Jangan memberikan ekspresi panik atau marah yang memuncak, karena itu dapat mempengaruhi jawaban yang diberikan anak, membuat anak jadi tidak terbuka pada orang tua.
- Memberi kesempatan dan konsekuensi
Terdengar aneh tapi cara ini cukup membuat anak berpikir untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Misal orang tua dapat memberikan kesempatan kesalahan yang dilakukan anak tiga kali, jika sampai ketiga kalinya maka akan mendapatkan hukuman tidak boleh main di luar rumah selama seminggu, atau tidak boleh pergi di saat akhir pekan.
- Beritahu akibat dari kesalahannya
Wajib sebagai orang tua memberitahu akibat dari kesalahan yang dilakukannya. Misal seperti, anak keluar rumah tidak pakai sandal, akibatnya bisa terkena paku, beling, batu tajam dan benda bahaya lainnya, namun tetap dengan menyampaikan maksud bahwa itu dapat mencelakakan dirinya. Permisalan lainnya adalah anak main tidak izin pada orang tua atau pada orang di rumahnya, akibatnya bisa tersesat, atau bisa bertemu penjahat, bisa di culik, dan hal-hal yang dapat mengancam keselamatan anak lainnya, jika seperti itu harus mencari kemana, bertanya pada siapa karena tidak izin, ajak anak untuk memahami dampak atau konsekuensi tindakannya bukan hanya menampakkan larangan dengan khawatir berlebihan yang berakibat menjadi emosional.
- Biasakan meminta maaf
Orang tua harus menanamkan pemahaman jika membuat kesalahan harus meminta maaf. Setelah mengetahui apa saja kesalahannya, anak harus meminta maaf kepada orang tuanya atau orang lain, dan tidak untuk mengulanginya lagi.
Kesalahan anak yang sekiranya tidak cukup baik untuk dirinya, orang tua dapat berbicara dari hati ke hati, yaitu berbicara yang lembut dan duduk bersama, juga bersikap tenang. Selain itu harus terkena pada pokok kesalahan anak, tanyakan apakah anak paham apa saja kesalahan yang dilakukan, beritahu akibat dari kesalahan yang dilakukan dan juga beritahu konsekuensi yang harus diterima jika melanggar perjanjian yang dibuatnya. Setelah itu anak juga harus meminta maaf pada orang tuanya atau orang lain.