Trick Jitu Agar Anak Autisme Mau Belajar

Penyusun : Annisa Muthmainnah, S.Pd

Kesulitan menangani anak autisme untuk belajar memang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra bahkan tak jarang membuat kita sebagai tenaga pendidik lepas kendali. Kita harus dapat mengenal perilaku yang sudah terbentuk oleh anak autisme ini, tak jarang anak autisme melakukan aktivitas yang sudah terstruktur di kesehariannya, jadi anak autisme akan dapat mengecoh kita sebagai tenaga pendidik. Untuk itu berikut cara mensiasati agar anak autisme mau mengikuti pembelajaran :

  1. Mengacak “program” yang terkonsep

Sebagai tenaga pendidik perlu mengetahui apa-apa saja yang sudah “terprogram” oleh anak autisme. Pada dasarnya anak autisme ini mengulangi aktivitas yang sama bahkan dapat memainkan emosi kita yang merupakan tenaga pendidik. Untuk itu kita harus mengacak “program” yang sudah terkonsep. Misal jika hari Sabtu dan Minggu sudah terbiasa untuk jalan-jalan atau kegiatan outbond, anak autisme ini akan bosan, maka harus di ganti tiap 3 pekan sekali. Atau belajar di tempat yang sama, kondisi dan situasi yang sama, dan terpaku pada teks book itu akan membuat anak autisme mudah bosan, maka jangan melakukan aktivitas yang sudah dibaca oleh mereka.

2. Ikut menyelam ke dunia mereka

Tidak ada salahnya kita sebagai tenaga pendidik mengikuti untuk menjadi sosoknya. Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus, dalam bahasan ini yaitu termasuk anak autisme, umur biologis dan umur psikologisnya berbeda, umur biologisnya 8 tahun tapi umur psikologisnya bisa dibawahnya. Agar anak autisme mau ikut belajar, kita sebagai pendidik perlu untuk mampu masuk ke dalam dunianya. Misalnya saat mereka bermain, kita juga dapat ikut bermain dengannya, atau mereka mulai bercerita, kita bisa masuk berperan juga di dalamnya seolah-olah kita seusianya, disusupi pertanyaan agar kita dapat mendapat informasi dari mereka.

3. Mendahulukan kebutuhan gerak anak sebelum belajar

Anak autisme cenderung memiliki tenaga yang sepertinya tidak pernah habis. Sebelum memulai kegiatan belajarnya sebaiknya melakukan olahraga, seperti jogging, senam, bersepeda atau mengajaknya bermain di taman. Beri waktu 15-30 menit untuk mereka bermain sebelum memasuki pelajaran. Namun buatlah perjanjian dengan mereka, setelah selesai bermain atau olahraga lanjut belajar, setelah misalnya satu jam belajar, barulah beri waktu istirahat 5 menit, lalu lanjut lagi untuk belajar.

4. Mengganti metode belajar

Selalu menggunakan metode belajar yang sama setiap harinya memang membuat anak autisme menjadi mudah bosan terlebih dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Yang diharapkan anak autisme adalah mereka belajar dengan metode yang berbeda. Misalnya belajar menggunakan buku pelajaran, boleh di ganti dengan menonton video yang terkait dengan materi pelajaran, atau bisa juga menggunakan bacaan lain namun tidak mengurangi point dari materi. Contohnya belajar pelajaran Agama Islam materi akhlak terpuji, kita dapat menggunakan buku-buku bacaan kisah para Nabi yang terkandung nilai akhlak terpuji atau belajar IPA mengenal bentuk permukaan bumi, dapat di ganti menggunakan peta atlas atau globe (bumi buatan), atau dengan membuat keterampilan bubur kertas membentuk permukaan bumi. Selan itu, misalnya pelajaran Matematika berkaitan dengan mengenal pecahan, bisa menggunakan media kue yang di potong, bisa juga menggunakan kelereng atau lilin plastisin.

Banyak cara yang dapat dilakukan agar anak autisme ini mau mengikuti pelajaran. Selain itu juga yang dibutuhkan tenaga pendidik yaitu kesabaran dan pemahaman “program” yang sudah terkonsep oleh mereka, dengan begitu kita dapat mensiasati cara belajarnya. Kita juga dapat menanyakan apa kemauan mereka, jika sekiranya tidak dapat diikuti kita harus menjelaskan dengan alasan yang mudah dipahami olehnya. Tidak lupa sebelum melakukan pembelajaran, berikan pemahaman jika tidak mengikuti pembelajaran, maka tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan. Karena sebagai tenaga pendidik juga harus memberikan ketegasan.