Tips untuk Mengelola Agresi pada Anak

Sumber : google images

Penyusun : Lidya Fitriani, S.Psi

Apakah Ayah dan Bunda sering merasa kebingungan saat  menghadapi si Buah Hati yang sering melempar barang yang ada di hadapannya atau bahkan sampai memukul dan melukai orang lain ketika sedang marah? Biasanya anak yang agresif adalah anak yang memiliki kemampuan verbal yang rendah. Sehingga alih-alih mengucapkan atau mengutarakan apa yang mereka inginkan, mereka menggunakan tindakan yang agresif untuk memenuhi keinginannya. Terlebih ketika mereka mendapatkan respon atau reaksi yang positif setelah ia berlaku agresif, seperti rasa puas ketika keinginannya ia dapatkan. Hal ini akan membuat anak belajar bahwa dengan berperilaku agresif, ia akan mendapatkan apa yang mereka mau, sehingga perilaku ini akan terus-menerus dilakukan. Tentunya akan sulit jika hal ini terus dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik. Berikut terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengelola agresi pada anak:

  1. Mengajari anak bagaimana cara mengekspresikan rasa marah yang tepat. Mengajari anak dalam mengekspresikan emosi marah dapat diawali dengan memvalidasi emosi yang sedang mereka rasakan. Izinkan mereka untuk merasakan emosi tersebut dan beritahu mereka bahwa wajar manusia itu marah ketika mereka disakiti. Lalu ajari mereka cara mengutarakannya menggunakan kata-kata yang tepat dan bukan menggunakan perilaku-perilaku yang agresif.
  2. Berikan konsekuensi dari perilaku yang salah. Terkadang ketika anak rewel dan memukul ketika ingin dibelikan mainan, lalu orang tua merespon dengan memberikan mainan tersebut, hal ini akan terus-menerus dilakukan anak untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Berilah konsekuensi negatif terhadap perilaku yang salah, seperti ketika anak merusak barang miliknya, biarkan barang tersebut rusak daripada membelikan yang baru. Ambil apa yang anak suka selama 24 jam jika anak menyakiti orang lain, dan sebagainya.
  3. Alihkan energi ‘kekesalan’ anak pada benda-benda yang aman seperti memukul bantal, bermain playdough, slime, dan lain-lain yang dirasa dapat menyalurkan emosi anak dan tentunya tetap aman bagi mereka.