Penyusun : Kaifa Nurussama, S.Psi
Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme atau biasa disebut ASD seringkali menunjukkan perilaku challengging dikarenakan siswa ASD memiliki gangguan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun perilaku/tindakan yang konkrit. Siswa ASD mengalami kesulitan memahami isyarat sosial di lingkungan mereka, memahami dan menafsirkan komunikasi dari orang lain, sehingga kesulitan ini menyebabkan siswa ASD seringkali tidak berpartisipasi secara efektif karena mereka tidak mengerti apa yang dipelajari, salah paham atau kebingungan. Hal-hal tersbut dapat memicu rasa cemas dan memicu timbulnya masalah perilaku.
Umumnya perilaku merupakan tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Ossorio, 2006, p.49). Perilaku memiliki fungsi yaitu bertujuan untuk mendapatkan sesuatu (sosial, barang/aktivitas, kebutuhan sensori) serta untuk berusaha menghindari/keluar dari sesuatu (sosial, barang / aktivitas., kebuuhan sensori). Setiap perilaku juga merupakan bentuk komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dari setiap anak.
Ciri -ciri perilaku bermasalah pada siswa :
- Ketika siswa tidak melakukan apa yang diharapkan
- Ketika siswa melakukan sesuatu yang tidak diharapkan (tidak mengikuti atau mematuhi aturan, rutinitas, atau harapan suatu lingkungan tertentu)
- Ketika siswa melakukan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain
- Melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang biasanya teman-teman seusianya lakukan.
- Ketika perilaku siswa mencegah dia dari berpartisipasi secara efektif dalam rutinitas hidupnya
- Ketika sesorang siswa menggunakan perilaku sebagai cara yang tidak pantas atau tidak efektif dalam berkomunikasi.
- Kebiasaan menjengkelkan
- Perilaku yang menyebabkan masalah/gangguan bagi orang lain
- Perilaku yang menyebabkan masalah besar
- Perilaku yang menyebabkan luka atau kerusakan
Karena adanya ciri-ciri masalah perilaku tersebut pada siswa, maka dibutuhkan peran untuk memberikan solusi terhadap permasalahan perilaku salah satunya adalah “terapi perilaku”. Terapi perilaku berfungsi untuk merubah perilaku yang tidak sesuai di masyarakat menjadi perilaku yang dapat diterima dan sesuai di masayarakat, khususnya pada anak ASD.
Jenis-jenis:
ABA(Applied Behavioral Analysis) : Merupakan jenis terapi dengan metode reward bersifat sistematis.
PRT (Pivotal Response Treatment): lingkungan, tujuan suatu permainan, metode yang dilakukan berulang-ulang serta berurutan (aktivitas pendalaman)
NET(Natural Environment Treatment) : identifikasi benda sekitar. Tujuannya agar anak lebih responsif.
Hal – hal yang perlu dilakukan adalah mengenali jenis pendekatan yang sesuai serta melihat sampai dimana proses perkembangan belajar anak apakah sudah sesuai atau belum (disesuaikan dengan perkembangan usianya). Setelah itu lakukan metode terapi atau pembelajaran sesuai dengan kemampuan anak. Misalnya, dengan beberapa metode sebagai berikut :
- Reseptif (identifikasi): proses mengenal suatu benda
- Ekspresif(labeling): mengenali nama suatu benda
- Aplikasi: mempraktikan /memperagakan suatu gerakan
- Worksheet: menjawab pertanyaan dengan dukungan visual yang menarik
- Bertanya: mendorong kemampun anak menganalisis
Maka dari itu, salah satu solusi untuk permasalah perilaku khususnya dalam proses belajar siswa ASD bisa dengan cara terapi perilaku dengan tujuan agar anak dengan gangguan spektrum autisme bisa diterima dilingkungan masyarakat sekitarnya dan mampu mandiri dan berdaya sebagaimana halnya anak-anak normal (tanpa gangguan) lainnya.