Annisa Mutmainah S.Pd
Tak heran jika masih ada yang bingung dengan anak berkebutuhan khusus dalam belajar. Karena tak jarang anak disabilitas juga dapat mengulur waktu belajar. Begitupun sebagai orang tua juga guru tidak paham dengan sikapnya, kebanyakan orang tua juga guru menganggap sikap tersebut hal yang wajar, padahal yang sebenarnya mereka sedang mengulur waktu belajar.
Berikut cara menyikapi anak disabilitas yang mengulur waktu belajar :
- Situasi belajar kondusif
Untuk melakukan proses belajar, diharapkan orang tua membuat kondisi anak merasa nyaman dan menyenangkan. Misal dengan membuat kondisi tenang dan tidak ada distraksi. Atau bisa juga dengan menggunakan alat-alat sensory motoric agar Ananda dapat belajar sambil bermain. - Mengatur waktu belajar
Untuk melatih tanggung jawab anak belajar dapat mengatur waktu belajarnya. Seperti dengan konsisten melakukan aktivitas yang sudah terjadwal. Orang tua juga guru dapat meberitahukan tugas apa saja yang akan dilakukan hari itu. Jika diperlukan menggunakan timer agar anak dapat mengikuti waktu kita. - Berkomunikasi yang efektif
Agar anak tidak memanfaatkan emosi kita, kita dapat berkomunikasi menggunakan gestur dengan tenang, dan tidak merespon sikap anak yang berlebihan. Misal jika anak berteriak, kita dapat memberikan gestur menutup telinga, atau sengaja berbicara hingga keluar air liur, kita dapat menggunakan masker atau menutup mulut. - Memahami kemampuan
Tiap masing-masing anak disabilitas juga memiliki kemampuannya. Kita harus memahami kemampuan anak misal anak memiliki kemampuan verbal, visual, teknikal, audio. Jika anak memiliki kemampuan visual juga audio, kita dapat menggunakan video sebagai media belajar. Atau anak dapat memahami proses belajar dengan metode teknikal, kita dapat menggunakan media belajar biji-bijian, crayon dan buku gambar, plastisin dan lain sebagainya.
Memberikan instruksi belajar anak disabilitas harus jelas, lakukan secara bertahap, tidak dapat dilakukan sekaligus. Lakukan aktivitas secara berulang agar anak dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya. Selingi kegiatan belajar secara akademik dengan kegiatan sensory motoric agar mengurangi kejenuhan anak belajar. Kita mengusahakan agar tidak memberikan respon berlebihan saat anak melakukan hal buruk seperti berteriak atau membanting barang agar terbebas dari tugas dan tanggung jawab. Jika kita memberikan peluang anak seperti itu, maka anak akan mengulangi lagi dikemudian hari agar anak mendapatkan apa yang diinginkan.