Oleh : Restiyanti Wahyudin., S.Psi
Toilet Training
Toilet training penting dilakukan untuk membuat anak lebih mandiri dan dapat mempermudah penempatan mereka di sekolah. Sebelum toilet training dilakukan, anak harus dipersiapkan untuk konsep toilet training, di ataranya sering mengganti popok begitu basah, memberikan komentar jika dia basah “kamu ngompol atau kamu basah” dan dudukkan anak di toilet setiap ke kamar mandi. Anak juga perlu diperkenalkan mana kering mana basah dengan melatih anak, pegang celana kering, pegang celana basah supaya anak paham atas target yang kita inginkan.
Tanda-tanda anak siap untuk toilet training :
- Umur kronologis dan perkembangan umurnya
- Apakah anak seperti memperhatikan ketika popoknya basah atau kotor
- Apakah dia tertarik untuk ke kamar mandi, cuci tangan, ganti baju, dll
- Apakah anak lari atau sembunyi saat BAB dan memiliki BAB teratur?
Prosedur melatih Buang Air Besar di Toilet :
- Pastikan anak memiliki feses yang baik, tidak terlalu keras yang sulit dikeluarkan. Jika ada masalah dengan struktur feses (konstipasi) konsultasikan ke dokter anak.
- Kumpulkan data tentang waktu, tempat, struktur feses, baju yang dipakai dan mungkin jenis makanan (pedas, asam, dll) sehingga kita bisa membuat programnya.
- Bawa ke toilet setiap 15 menit di saat kira-kira anak akan BAB, dan berikan reinforcer jika berhasil dan walau tidak disarankan bisa diberikan hukuman dalam bentuk membersihkan pakaiannya atau mengambil barang yang dia mainkan atau inginkan. Ini adalah pilihan terakhir jika reinforcer tidak memberikan efek yang berarti buat anak. Kenapa hukuman ini dibolehkan, karena kesempatan latihan untuk BAB sangat sedikit hanya 1-2 kali sehari, sehingga menambahkan hukuman akan membantu anak untuk membedakan behaviour mana yang diharapkan dan mana yang tidak. (tetapi hukuman tidak disarankan untuk melatih buang air kecil)
- Jika anak sudah terbiasa dengan rutinitas, misal BAB dalam diaper di balik sofa, maka lakukan pelan-pelan perubahan terhadap anak, jangan terlalu drastis karena anak akan menolak.
- Contoh prosedur anak menggunakan pampers (disesuaikan dengan kondisi anak) :
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB dalam diaper di depan sofa.
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB dalam diaper di depan kamar mandi.
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB dalam diaper sambil berdiri di toilet.
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB dalam diaper di kloset.
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB di kloset dengan diaper diturunkan.
- Prompt dan berikan reinforcer jika anak BAB di kloset tanpa diaper.
Catatan :
Selain itu juga bisa menempelkan gambar prosedur buang air besar di dinding kamar mandi supaya anak lebih mudah mengingat dan mengikuti prosedurnya secara mandiri tanpa terus diingatkan. Termasuk prosedur cuci tangan setelah buang air.