Oleh : Kurniawan Satrio W., S.Psi
Respon apa yang terucap setelah melihat anak melakukan sesuatu yang kita harapkan? Sadar atau tidak sadar kita terbiasa untuk mengatakan kata seperti “kerja bagus”,“hebat”,“pintar”,“keren” dan pujian lain saat melihat/merespon anak melakukan apapun. Jenis pujian seperti ini merupakan motivator ekstrinsik (luar diri) yang tidak muncul dalam diri anak sendiri. Kelak, dia tidak mendapatkan pujian yang sama dari orang lain setelah melakukan sesuatu.
Oleh karena itu, ada alasan kita perlu berhenti mengatakan pujian. Pertama, pujian digunakan untuk manipulasi anak sebagai alat tawar untuk memotivasi mereka. Kedua, dapat menciptakan ketergantungan terhadap pujian. Ketiga, pujian bisa menghilangkan kesenangan karena anak cenderung mencari jaminan (menunggu reaksi) dari kita ketimbang menikmati kesenangan yang mereka rasakan ketika berhasil melakukan sesuatu. Keempat, anak jadi kurang termotivasi ketika melakukan sesuatu demi mendapat pujian, karena itu menghilangkan maknanya untuk diri mereka sendiri. Terakhir, pujian bisa menurunkan prestasi karena akan menciptakan standar baru yaitu keinginan akan pengakuan
Alih-alih memberikan pujian, bantu anak-anak mengambangkan motivasi intrinsik (dalam diri) dengan memberikan tanggapan. Dengan begitu anak lebih mengetahui apa yang kita apresiasi secara lebih spesifik dan dapat memperkaya kosa-kata anak. Seperti apa respon tanggapan yang dapat mengganti pujian? Berikut contoh nya :
- Gambarkan yang kita lihat
Fokus pada proses daripada hasil akhir dan deskripsikan apa yang sudah dilakukan anak. Gunakan deskripsi yang positif dan faktual dari tindakan dan pencapaian anak :
“Kamu terlihat sangat puas” (mendeskripsikan perasaan/emosi)
“Kamu memasukan balok mainan ke keranjang dan mengembalikan ke rak” (mendeskripsikan tindakan)
- Rangkum dengan sebuah kata
“Kamu mengemas tasmu dan siap untuk pergi. Nah itu namanya mandiri”
“Kamu meminta maaf saat berbuat kesalahan. Nah itu namanya tanggung jawab”
- Gambarkan yang kita rasakan
“Aku ikut senang untukmu”
“Aku senang masuk kamar ketika semua sudah dirapikan”
Tanggapan membuat kita menjadi lebih peka dan ekspresif daripada sekadar pujian. Anak akan lebih merasa dihargai atas apa yang mereka lakukan dan tidak bergantung pada pujian melainkan merasakan kesenangan dan kepuasan pada setiap proses yang mereka lakukan. Tidak mudah mengubah kebiasaan kita mengucapkan pujian kepada anak. Namun, dengan berlatih kita perlahan membuat perubahan. Semua yang kita lakukan akan sepadan dengan dampak yang ditunjukan.