Pembelajaran untuk anak retardasi mental atau yang biasa disebut sebagai tuna grahita membutuhkan suatu strategi tersendiri. Anak retardasi mental merupakan individu yang utuh dan unik. Mereka memiliki hambatan intelektual tetapi mereka juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu layanan pendidikan yang diberikan kepada mereka harus diupayakan agar dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal sesuai dengan kebutuhan mereka.
Disini ada strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajar retardasi mental seperti pembelajaran yang di individualisasikan. Dalam pembelajaran yang diindividualisasikan berada pada ruang lingkup bina diri.
Berikut adalah poin-poin bina diri yang harus dikuasai dan dimiliki anak dengan retardasi menta level sedang dan ringan sehingga setiap anak dapat hidup wajar sesuai dengan mandiri:
1. Merawat diri
Kebutuhan merawat diri identik dengan materi yang telah dilaksanakan pada kurikulum 1994, secara umum program merawat diri bagi anak retardasi mental sangat terkait langsung dengan aktivitas kehidupan sehari – hari. Materi kemampuan merawat diri meliputi : kemampuan pemeliharaan tubuh, seperti mandi, gosok gigi, merawat rambut, kebersihan kuku, memelihara kesehatan dan keselamatan diri, seperti melindungi dari bahaya sekitar. Dan mengatasi luka yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Mengurus diri
Kebutuhan mengurus diri adalah kebutuhan baik yang bersifat rutin maupun insidentil sebagai bentuk penampilan pribadi, diantaranya: Memelihara diri secara praktis, mengurus kebutuhan secara pribadi, seperti makan, minum, berpakaian dan pergi ke WC.
3. Menolong diri
Diperlukan oleh anak retardasi mental untuk mengatasi berbagai masalah yang sangat mungkin dihadapi oleh anak dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya, materi kemampuan menolong diri sendiri, meliputi: Memasak sederhana, mencuci pakaian, melakukan aktivitas rumah, seperti menyapu membersihkan lantai, dll.
4. Komunikasi
Dalam melakukan aktivitas senantiasa ditunjang dengan kemampuan komunikasi, begitu juga dengan anak retardasi mental, komunikasi merupakan sarana penting yang menunjang aktivitas sehari-harinya.
5. Kebutuhan sosialisasi
Adaptasi dibutuhkan untuk menunjang berbagai aktivitas dalam kehidupan seperti keterampilan bermain, keterampilan berinteraksi, dan berpartisipasi dalam kelompok.
6. Ketrampilan
Kebutuhan keterampilan hidup yang dibutuhkan anak retardasi mental sangat luas, meliputi ketrampilan berbelanja di pasar, menggunakan uang dalam berbelanja dan cara mengatur pembelanjaan. Keterampilan hidup juga harus ditunjang dengan keterampilan vokasional, seperti kebiasaan bekerja, perilaku sosial dalam bekerja, menjaga keselamatan kerja, dan mampu menempatkan diri dalam lingkungan kerja.
7. Kemampuan mengisi waktu luang
Seseorang yang tidak dapat mengisi waktu luang dengan baik akan mengalami kejenuhan, kemampuan mengisi waktu luang sangat dibutuhkan pada anak retardasi mental untuk terus melakukan aktivitas sehingga kemampuannya dapat terus berkembang karena diisi dengan kegiatan positif. Kegiatan mengisi waktu dapat dilakukan melalui media kegiatan olahraga, kesenian, ketrampilan sederhana seperti memelihara ternak atau tanaman di lingkungan rumah.
Penulis : Muhammad Fatkhurrahman, S.Pd