Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata “ belajar”?.
Ketika saya bertanya kepada sebagian anak, ada yang menjawab belajar itu hal yang mengasikan, ada sebagian anak menjawab belajar itu hal yang menjemukan. Dan ketika pertanyaan ini di ajukan kepada orang dewasa yakni orang tua, ada yang mengatakan belajar itu biar pintar, rajin, dan sukses. Ketika di tanya, dimana kah kita harus belajar, semua kompak menjawab di sekolah. Tidak ada satu pun yang menjawab belajar itu apa, dan seperti apa?
Belajar adalah proses dimana anak bisa merespon suatu dari stimulus (guru/orang tua) yang di berikan. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar (siswa), sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Belajar tidak harus di sekolah atau kesekolah, ini yang harus di pahami orang tua, karena belajar bisa di lakukan dimana saja dan kapan saja. Banyak orang tua yang stress ketika anak nya tidak mau kesekolah, atau belajar. Ini juga yang harus menjadi perhatian khusus karena ada banyak tipe anak, dan ada tipe atau tahapan belajar. Seperti:
- Inkompetensi bawah sadar, yaitu anak tidak sadar bahwa ia tidak tahu.
- Inkompetensi sadar, yaitu anak sadar bahwa ia tidak tahu.
- Kompetensi sadar, yaitu anak sadar bahwa ia tahu.
- Kompetensi bawah sadar, yaitu anak tidak sadar bahwa ia tahu.
Ketika kita tahu seorang anak kesulitan dalam belajar, maka langkah atau tahapan di atas bisa menjadi acuan kita untuk memberikan stimulus. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Seperti yang saya bilang sebelumnya belajar itu adalah proses. Maka jangan berhenti untuk memberikan stimulus.
Lantas belajar yang seperti apakah yang menyenangkan bagi anak?
Berikut contoh dan uraikan kegiatan bagi anak yang berkesulitan belajar.
- Menciptakan belajar yang simpel dari anak yang tidak mau belajar, namun lebih senang bermain atau jajan maka proses belajar nya adalah, ketika anak meminta sejumlah uang untuk jajan dan untuk membeli mainan. Disini orang tua bisa memasukan konsep belajar berhitung, penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Mengenalkan jarak, ukuran dan waktu dari makanan, minuman yang dia beli.

- Menciptakan belajar yan menyenangkan dari proses belajar dengan praktik langsung, seperti pelajaran sains. Teknologi, matematika, seni tari dan seni peran. Menstimulus anak untuk mengetahui lebih banyak hal yang ada di sekiling kita dengan uji praktik.

- Menciptakan belajar yang menyenangkan dari proses belajar sambil bermain atau traveling misalnya membuat map, perjalanan dari wisata, atau tempat yang di kunjungi, belajar sejarah dari tempat musium, dan banyak lagi pembelajaran yang di ambil dalam kegiatan traveling atau bermain.

Semua bentuk kegiatan belajar dapat di lakukan dimana saja, berusaha sungguh-sungguh untuk memotivasi dan menstimulus, dan memberikan waktu pada setiap aktivitas merupakan nilai penting dalam menggali bakat dan minat yang di milikinya, sehingga para orang tua dapat lebih mudah mengarahkan karirnya di masa depan dengan lebih baik lagi.
Belajar adalah proses dimana terjadi perubahan prilaku, bereaksi dan merespon merupakan hasil pembelajaran, yang melahirkan pengalaman dan kenangan yang akan lebih mudah di ingat.
Penulis : Rusdiana, S.Pd