Bagi orang awam, berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) sering dianggap sulit karena proses komunikasi yang dilakukan dengan mereka terasa janggal dan tidak terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan bersifat universal dalam dinamika kehidupan. Namun, komunikasi bukan hanya bicara mengenai hal-hal yang tidak mencakup maksud dan tujuan, melainkan sebaliknya. Tetapi, komunikasi dua arah yang diharapkan tidak selalu dapat berjalan dengan lancar karena terdapat beberapa individu yang mengalami hambatan dalam perkembangan fisik maupun psikologisnya yang berkontribusi pada kemampuan mereka dalam berkomunikasi, yaitu pada kasus anak berkebutuhan khusus. Melakukan komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus sangatlah mudah untuk dilakukan, kunci utamanya adalah sabar dalam melakukannya.
Berikut adalah cara berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus autis, antara lain:
- Menyebut nama mereka ketika ingin berkomunikasi
Agar komunikasi yang dilakukan dengan mereka berjalan lancar, cobalah memanggilnya dengan nama mereka, contoh “Hai, andre”. Hal tersebut mempermudah mereka untuk memperhatikan kita bahwa kita ingin berkomunikasi dengannya.
- Membahas topik secara spesifik dan jelas
Untuk berinteraksi dengan mereka, kita harus membicarakan topik yang sangat spesifik dan jelas. Misalnya kita akan membahas tentang nama-nama hewan berkaki empat.
- Kontak mata secukupnya
Kontak mata merupakan suatu kewajiban saat berkomunikasi. Tetapi bagi anak ABK, kontak mata yang terlalu sering dapat membuat mereka tidak nyaman.
- Hindari terlalu banyak memberi kebisingan dan sentuhan
Hal ini dilakukan karena anak ABK merupakan anak yang lebih suka dengan suasana tenang dan akan merasa ketakutan ketika banyak disentuh.
- Ajak bersosialisasi
Jangan menjauhkan mereka dari lingkungan, tetapi ajaklah mereka bersosialisasi untuk melatih daya tumbuh mereka.
- Sabar menunggu jawaban
Ketika kita memberikan pertanyaan, butuh waktu untuk mereka menyerap apa yang ditanyakan. Untuk itu, kita yang bertanya harus bersabar menunggu jawaban tersebut.
Penulis: Laela Rose Octavianti, S.Pd.