Pentingnya Membekali Kemampuan Menjaga Keamanan Diri Pada Special Need Students

Selain difokuskan pada peningkatan kemampuan akademik, kegiatan pembelajaran pada special need students juga perlu terintergrasi dengan aspek sosial dan emosi yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dalam menjaga keamanan diri. Orangtua, guru serta orang terdekat siswa perlu saling bekerja sama dalam memberikan pengarahan dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan usia dan keunikannya. Berikut beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam membekali siswa cara menjaga keamanan diri

  • Menyusun panduan lengkap terkait keamanan pribadi

Panduan yang jelas tentang bagaimana menghadapi situasi tertentu akan membantu siswa memahami tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, seperti dengan menyusun panduan aman menggunakan kendaraan umum, batasan dalam pertemanan, menjaga area privasi tubuh, saat teman atau orang asing bertamu di rumah serta apa saja yang termasuk perilaku berisiko. Sebagai contoh, berikut beberapa panduan yang dapat orangtuasusun untuk mempermudah anak menerapkan kewaspadaannya saat berada di kendaraan umum:

  1. Menjaga barang-barang berharga dengan meletakkan tas di bagian depan
  2. Memperhatikan batasan jarak dengan penumpang lain
  3. Jika membutuhkan bantuan informasi, bisa tanyakan pada petugas yang berjaga
  4. Hindari berbicara dengan orang asing
  • Bantu siswa membedakan orang yang aman dan tidak aman

Tanpa latihan dan pengarahan, special need students kesulitan memahami isyarat sosial baik dalam bentuk verbal atau non-verbal yang diisyaratkan melalui tubuh, gerakan, suara dan wajah. Bahkan, memungkinkan juga mereka kesulitan memahami saat ada seseorang berbohong, memanfaatkan atau mengarahkan dirinya pada perilaku beresiko. Seiring perkembangan aspek sosialnya, siswa mungkin akan memiliki teman-teman baru dimana ia merasa nyaman. Namun, tidak semua proses pertemanan yang dibangun oleh siswa akan berhasil. Sehingga penting untuk selalu mengingatkan siswa siapa saja orang-orang yang aman untuk dirinya, seperti: orangtua, guru dan teman-teman yang sudah dikenal baik oleh orangtua.

  • Menumbuhkan kepercayaan (trust) dan komunikasi positif

Orangtua adalah tempat teraman bagi siswa untuk mendapatkan pertolongan dan perlindungan. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa siswa mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orangtua. Membangun trust dan komunikasi positif dapat mendorong siswa untuk berani bercerita.Trust bisa ditumbuhkan misalnya dengan memberikan tanggung jawab pada siswa, menanamkan pentingnya kejujuran namun juga diiringi dengan toleransi.

  • Menumbuhkan kewaspadaan bukan rasa takut

Orangtua atau guru mungkin akan sering membahas contoh-contoh kejadian atau orang-orang yang perlu untuk diwaspadai. Tanpa disadari, jika disampaikan dengan cara yang kurang tepat justru akan memunculkan rasa takut bagi siswa saat berhadapan dengan orang baru. Sehingga pemilihan cara penyampaian perlu diperhatikan dengan seksama. Beri motivasi kepada siswa bahwa jika berhati-hati dan waspada ia tetap bisa berinteraksi dengan orang baru yang aman.

  • Perbanyak latihan dan simulasi (role play)

Dengan banyaknya hal yang perlu dihindari oleh siswa, mungkin ia akan kesulitan mengingat semuanya. Latihan yang konsisten dan role play akan membantu memvisualisasikan informasi yang telah dipelajari siswa. Metode lain dalam melatih kewaspadaan siswa bisa dengan melihat berita atau video edukatif. Selain itu, bisa juga dengan mengajak siswa untuk mendeskripsikan situasi sulit atau situasi membingungkan yang pernah dialami. Jika siswa merasa kesulitan untuk menceritakan, ajak siswa untuk menyampaikan dengan cara lain. Contohnya dengan menggambar orang-orang yang terlibat dan percakapan apa saja yang diingat oleh siswa.

Penulis: Imarotul Masiroh S.Psi