Penyusun : Afifah Nurul Karimah, S.Psi
Apa itu STEAM? STEAM adalah singkatan dari science, technology, engineering, art and mathematics.
Mengapa STEAM menjadi penting dalam proses pembelajaran anak-anak prasekolah?
Ada beberapa alasan yang memperkuat hal tersebut, salah satunya yaitu bahwa STEAM mendorong adanya “inquiry instruction” yakni…. Instruksi ini mendorong pengalaman yang aktif secara langsung dan dapat mendorong peningkatan pemahamannya akan konsep tertentu, kosakata, critical thinking, problem solving, dan kemampuan merefleksikan suatu kejadian.
Pada anak prasekolah, STEAM bisa diintegrasikan dalam bidang-bidang pembelajaran di usianya dalam konteks yang lebih bermakna. Integrasi STEAM dalam pelajaran ini membantu para pendidik untuk fokus pada konten (apa yang dipelajari) dan prosesnya (cara atau metode belajarnya). Sebagai contoh, pendidik melibatkan anak-anak muridnya untuk mencatat cuaca setiap hari pada suatu bagan tertulis lalu membuat ringkasan mingguan, misalnya tiga hari cerah, dua hari lainnya mendung. Hal ini dapat mendukung pembelajaran sains dan matematika pada anak melalui proses pengumpulan dan analisis data.
Ketika para pendidik mulai aktif mengintegrasikan STEAM dalam proses pembelajaran, anak-anak akan lebih banyak mendapatkan perspektif lebih luas yang saling melengkapi tentang dunia. STEAM menekankan pada proses pembelajaran yang mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan, membuat koneksi dengan pengetahuan yang anak dapat sebelumnya, mengumpulkan dan menganalisis data termasuk observasi lingkungan sekitarnya, serta belajar mengkomunikasikan temuan dan ide yang anak miliki dalam pikirannya.
Metode-metode dalam mengintegrasikan STEAM pada proses belajar anak prasekolah ada beberapa, salah satunya yang akan di bahas dalam artikel ini adalah “Child Centered Projects”.
Apa itu Child Centered Projects?
Salah satu metode untuk mengintegrasikan STEAM adalah melalui proyek yang berpusat pada anak. Misalnya, kelas Ms. Afifah dengan murid yang berusia 4 dan 5 tahun sangat tertarik untuk mempelajari benih dan pertumbuhan tanaman. Untuk menunjang minat anak-anak, Ms. Afifah mengusulkan agar pembelajaran difokuskan kepada projek desain taman. Selama beberapa minggu, anak-anak akan meneliti tanaman dan bekerja sama untuk memilih apa yang akan ditanam di taman mereka.
Setelah mereka menyelesaikan perencanaan, mereka menanam benih dan merawatnya di dalam kelas sampai tanaman cukup dewasa untuk ditanam di luar ruangan. Kemudian, Ms. Afifah dan dua orang relawan orang tua murid membuat tempat bunga yang ditinggikan di taman bermain sehingga anak-anak dapat secara teratur mengamati dan merawat tanaman.
Kemudian, anak-anak merawat tanaman mereka; mengukur dan mencatat pertumbuhan tanaman; dan berbagi tanaman herbal, sayuran, dan bunga mereka dengan orang lain di sekolah. Pengalaman anak-anak dalam proyek ini mengintegrasikan visualisasi seni; konten sains; dan proses STEAM itu sendiri yang melebur didalamnya melalui proses eksplorasi masalah, desain, perencanaan, pengukuran, dan pencatatan observasi.
Jadi, jangan ragu untuk mengintegrasikan STEAM dalam proses belajar anak-anak prasekolah ya!