Ajari anak memahami, bukan menghafal!

Penyusun : Noor Fauziah, S.Psi

Menghafal tidak membangun hubungan antar informasi yang disimpan. Mungkin beberapa saat akan ingat, namun setelahnya akan hilang begitu saja karena tidak tersimpan ke dalam longterm memory. Untuk menjaga hubungan antar informasi yang didapat dari proses belajar, tugas pendidik adalah bukan justru mengajari anak-anak untuk menghafal, namun memperkuat pemahaman mereka dengan lebih banyak mengajak anak didik untuk mengenal, mengetahui, menganalisis sampai mampu memaknai dengan mendalam suatu konsep tertentu, khususnya dengan cara-cara yang menarik dan mudah dipahami anak.

Menurut Piaget anak usia 7-11 memasuki tahap opersional konkret. Tahapan usia ini ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Anak mampu menggunakan pemikiran logis, namun hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.

Orang tua di rumah dapat melakukan cara-cara belajar efektif dengan memberikan contoh konkret  dalam kehidupan anak sehari-hari, seperti:

  • Mempelajari konsep pembagian dari potongan pizza. Bisa juga potongan wortel atau kentang ketika memasak.
  • Ajak anak untuk berbelanja. Minta anak untuk menghitug kotak susu yang masuk ke dalam keranjang belanja atau menghitung banyak tomat yang dibutuhkan Ibu.
  • Ajak anak berkebun. Anak bisa mempelajari mengapa air terserap oleh tanah, berapa daun yang tumbuh dalam jangka waktu tertentu.
  • Ajak anak memasak. Anak dapat mempelajari mengapa air dipanaskan bisa menguap, mengapa mentega yang pada bisa mencair, dll.

Setelah itu, orang tua bisa bisa mengajak anak untuk diskusi seputar kegiatan yang dilakukan. Hal ini dapat dijadikan untuk melihat pemahaman anak

  • Bagaimana pendapatmu tentang..?
  • Mengapa hal itu bisa terjadi?
  • Apa yang akan terjadi jika…?

Dengan memberikan contoh konkret, diharapkan anak dapat memahami apa yang sedang dipelajari bukan karena proses menghafal.