Penyusun: Kaifa Nurussama, S.Psi.
Turkeltaub, et. al. (2005: 103) mengatakan bahwa kemampuan terpenting yang harus dipelajari pada masa kanak-kanak adalah membaca. Hal yang serupa dikemukakan oleh Burns, dkk. (Farida Rahim, 2008: 1) disebutkan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar, karena aktivitas belajar pada anak dimulai dari bagaimana individu membaca, dan proses membaca buku akan sangat dipentingkan bagi anak untuk kehidupan mendatang. Cromley, Hogan, dan Dubas (2010: 687) menjelaskan bahwa pemahaman membaca berkaitkan erat dengan prestasi akademik. Semakin baik pemahaman membaca, maka semakin baik pemahaman pada semua disiplin ilmu yang memerlukan pemahaman membaca.
Disamping kemampuan membaca merupakan hal yang terpenting dalam prestasi akademik siswa, faktanya menurut Indeks Aktivitas Literasi Membaca hanya terdapat 35% waktu yang digunakan responden yang melakukan aktivitas membaca, aktivitas lain yang lebih diminati selain membaca yang dominan dilakukan ialah menonton TV (sebanyak 21% responden) dan aktivitas bermain gim atau media sosial melalui telepon pintar, tablet, dan komputer (sebanyak 21% responden).
Berdasarkan hasil asesmen pada tahun 2012-2014 terungkap juga bahwa hanya setengah dari siswa kelas tiga yang memiliki kemampuan membaca memuaskan(dapat membaca dan memahami isi bacaan), dan tidak sampai setengah dari siswa kelas dua memiliki kemampuan membaca yang memuaskan.
Fuad Hasan (dalam Sutarno, 2003) mengatakan bahwa upaya untuk meningkatkan ‘minat baca’ masyarakat harus berpijak dari adanya ‘kemampuan membaca’. Kemampuan atau kecakapan membaca (proficiency) merupakan syarat awal untuk mengakses bacaan. Setelah memiliki kecakapan membaca, maka langkah selanjutnya ialah membina ‘kebiasaan membaca.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memiliki kemampuan membaca yang optimal, yaitu:
- Anak harus memiliki proses pembelajaran yang tepat pada tumbuh kembangnya
- Mengenal Huruf
-Bernyanyi lagu Alfabet
-Menyamakan kartu Alfabet
-Menyamakan huruf besar dan kecil
3. Identifikasi huruf kecil
-Vokal
-Konsonan
-Huruf kecil identik diakhir
Jika hal-hal dasar tersebut sudah dikuasai, maka siswa sudah mendekati kesiapan dalam membaca. Beberapa Langkah lain, seperti mengenal suku kata serta kata dan menjadi kalimat dilangkah selanjutnya sudah siap ditempuh.
4. Membangkitkan minat anak dalam membaca
Ketika anak sudah mampu membaca, atau memiliki kemampuan membaca yang cukup, anak juga harus mampu untuk memahami arti dari bacaan yang telah ia baca untuk mengoptimalkan kemampuan membacanya. Maka dari itu dibutuhkan komponen lanjutan lainnya, yaitu:
5. Tersedianya bahan bacaan
6. Pembinaan kebiasaan membaca
Dengan demikian upaya yang dilakukan, mampu menunjang anak untuk membangkitkan minat literasi dan menghindari terjadinya kesulitan membaca. Anak mampu mengeksplor lebih lanjut dan hal tersebut mampu berpengaruh untuk kemampuan prestasi anak dikemudian hari. Minat baca sebaiknya dibangun sejak dini, hal ini di upayakan untuk meminimalisir minat anak pada hal-hal lain, seperti halnya bermain games atau penggunaan gadget bahkan lebih menyedikan lagi ketika hal tersebut sudah menjadi suatu adiksi atau candu bagi anak. Walaupun terdapat perkembangan zaman diharapkan literasi membaca anak Indonesia tetap mampu meningkat, bahkan lebih baik lagi.