Pentingnya Practical Life Skills untuk Anak

Penyusun : Dessy Yustiana, S.Pd

Kegiatan anak ternyata tidak melulu harus terarah dan menggunakan kurikulum yang sistematis. Tahukah ayah/ibu bahwa kegiatan anak yang melibatkan aktivitas sehari-harinya ternyata sangat bermanfaat untuk tumbuh kembangnya dan membantu anak menguasai practical life skill?

Anak-anak terlahir dengan sisi alami untuk berbaur dengan lingkungan sekitar dengan caranya sendiri. Orang tua hanya perlu mengarahkan anak-anak dengan sifat alaminya tersebut agar kemampuannya dapat berguna bagi dirinya di masa depan. Salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki anak adalah practical life skill atau kemampuan-kemampuan dasar untuk bertahan hidup.

“Ah, anak-anak masih terlalu kecil untuk belajar melakukan itu.”

“Nanti juga bisa sendiri kalau terpaksa.”

Hindari berpikir demikian, ya. Karena jika Ibu dan Ayah mulai mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar tersebut, anak akan terbantu di kehidupannya sekarang dan di masa nanti. Nah, Ibu dan Ayah hanya perlu untuk mengemas pelajaran tentang practical life skill ke dalam kegiatan anak yang sederhana. Apa saja aktivitas yang bisa diajarkan pada anak untuk membantunya menguasai practical life skill? Simak yuk:

1. Mengurus Dirinya Sendiri

Pada usia 3 tahun, anak diharapkan mulai mahir memakai pakaiannya sendiri atau mengancingkan baju. Kegiatan anak yang satu ini terbilang hal dasar untuknya yang perlu dilatih. Selain itu, dalam mengurus dirinya, anak perlu untuk belajar menggosok giginya dengan benar, menggunakan toilet dan menyiramnya, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal dasar tentang kebersihan diri akan berguna untuknya sampai kapan pun dalam mengurus dirinya sendiri. Kegiatan untuk mengurus dirinya sendiri juga akan melatih kemandiriannya, kegiatan mengurus diri sendiri secara bertahap dapat dinaikkan tingkatannya sesuai tahapan usianya.

2. Memasak dan Membuat Kue

 Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu makan, seseorang paling tidak bisa dan terbiasa dengan peralatan dapur untuk bisa mengolah bahan mentah menjadi makanan. Tidak perlu takut anak akan terpapar bahaya. Orang tua harus mengawasi dengan saksama dan membuat kondisi dapur aman untuk anak, utamanya saat anak berada di dekat api dan benda tajam. Kegiatan anak dengan memasak maka akan membuat anak cakap dalam mengolah makanan untuknya bertahan hidup.

Selain memasak, membuat kue juga bisa dijadikan salah satu ide kegiatan anak yang mengasah practical life skill-nya. Ibu bisa membuat panduan membuat kue secara sederhana pada secarik kertas, lalu minta anak mengikutinya.

Untuk anak yang lebih kecil, Ibu bisa menyebutkan bahan-bahannya untuk anak. Memahami ukuran bahan, mengaduk adonan, menuang, mencetak, dan kegiatan lain selama membuat kue melibatkan semua motoriknya, mengasah konsentrasinya serta membantunya memahami sebuah proses.

Kegiatan ini tidak hanya bisa dilakukan oleh anak perempuan. Anak laki-laki pun perlu memiliki keterampilan mengolah bahan makanan dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan primernya.

3. Membersihkan dan Mencuci Barang Miliknya

Kegiatan anak yang satu ini juga penting untuk anak. Dengan membersihkan kamarnya, membereskan mainannya, mencuci sepatunya, meletakkan pakaian kotornya di keranjang pakaian, melipat pakaian bersihnya, serta menata tempat tidurnya, anak akan belajar bahwa segala miliknya perlu dirawat dan dijaga. Selain itu, dengan cara ini, anak akan mudah menemukan barang yang ia cari, ia juga ingat tempat seharusnya meletakkan pakaian, dan ia pun merasa nyaman karena kamarnya rapi. Di masa dewasanya nanti, mungkin ia bahkan tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk sekedar merapikan kamar atau rumahnya. Jika ia berkeluarga, maka ia bisa bekerja sama dengan pasangannya tanpa saling tuding tugas siapa yang seharusnya membersihkan rumah.

4. Menata Meja dan Alat Makan

Kebiasaan makan bersama dalam satu keluarga adalah kebiasaan yang baik untuk dilakukan. Selain penting untuk mengajarkan makan dalam keadaan duduk, makan bersama melatih anak yang lebih kecil untuk mengenal proses makan dengan baik lewat orang tuanya yang juga ikut makan bersamanya. Sedangkan bagi anak yang lebih besar, menyiapkan alat makan akan membantunya memahami arti persiapan. Saat ia menata meja, ia belajar tentang kerapian. Saat ia menata alat makan untuk seluruh keluarga, anak belajar proporsi, letak dan jenis benda dalam sebuah aktivitas yang dilakukan manusia. Sembari menata, anak bisa fokus bahwa sebentar lagi ia akan makan. Hal ini akan membangkitkan keinginannya untuk makan karena air liurnya sudah terangsang lebih dulu.

5. Membantu Berbelanja

Kegiatan anak yang menyentuh nilai sosial juga dapat dilatih dari keluarga. Membantu menjadi asisten saat Ibu berbelanja dapat membuat anak terlatih secara kognitif dan sosial. Dengan membantu berbelanja, anak bisa membantu memilih sayuran, membantu memutuskan lauk apa yang dibeli, bahkan memberi saran berapa banyak harus membeli buah. Jiwa sosial anak untuk membantu orang tuanya serta dihargainya keputusannya saat berbelanja dapat membangun kepercayaan dirinya. Selain itu, anak akan cakap dan tahu ke mana harus pergi jika ia membutuhkan sesuatu, baik bahan makanan atau kebutuhan harian lainnya.

6. Mengingat Alamat dan Nomor Telepon

Mengingat alamat dan nomor telepon Mengapa hal ini penting? Anak perlu belajar mengingat susunan kata dan nomor untuk membantunya jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti saat ia terpisah dari orang tuanya. Sebagai permulaan, anak bisa diajarkan untuk mengingat alamat rumah dan nomor telepon orang tua. Di lain kesempatan, Ibu juga bisa mengajarkan anak mengingat rute jalanan untuk sampai ke rumah dari bepergian. Jika secara kebetulan anak terpisah dari orang tuanya, anak bisa meminta bantuan pada Polisi atau orang yang membantunya untuk diantarkan sampai ke rumah atau menghubungi orang tuanya.

7. Bersikap Sopan

Bersikap sopan juga penting untuk diajarkan sebagai practical life skill. Hal ini dikarenakan dalam berkehidupan sosial, menghormati orang lain sama pentingnya dengan menghargai diri sendiri. Mengucapkan tolong, maaf, dan terima kasih termasuk di antaranya. Selain itu merendahkan suara ketika berbicara dengan yang lebih tua, berbicara dengan baik saat menerima telepon dan bijak memilih kata saat berbicara dengan orang lain agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Mendengarkan dengan baik tanpa menyela saat orang lain bicara, bahkan antre sesuai urutan juga termasuk kebiasaan baik yang harus diajarkan pada anak.

8. Menjahit

Menjahit juga bisa dijadikan sebagai kegiatan anak, lho. Anak tentu harus lebih besar ya agar mereka lebih berhati-hati menggunakan jarum dan benang. Biasanya, di sekolah anak mendapatkan keterampilan menyulam dengan ukuran jarum, benang, dan tingkat kerapatan kain yang lebih besar. Kegiatan anak ini baik untuk motorik halusnya. Selain itu, dengan belajar menjahit atau menyulam, anak mempunyai bekal untuk memperbaiki pakaian yang rusak sendiri. Tentu akan memakan waktu lebih lama jika di kemudian hari anak mendapati baju yang akan ia kenakan berlubang dan ia harus pergi ke penjahit. Padahal masalahnya hanyalah sebuah lubang yang sebetulnya bisa ia atasi sendiri.

Merajut juga boleh lho dimasukkan dalam daftar kegiatan anak. Ini baik untuk melatih kesabaran dan konsentrasinya. Anak juga jadi memiliki kepuasan tersendiri ketika hasil rajutannya bisa ia kenakan.

9. Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis yang dimaksud di sini bukan hanya untuk kebutuhan sekolah saja ya. Tetapi lebih jauh dari itu. Dilansir dari laman Beenke, anak-anak yang terbiasa membaca buku hingga dewasa memiliki daya ingat yang lebih kuat serta rasa empati dan kemampuan kognitif yang lebih baik dari sebayanya.

Sedangkan menulis dapat membantu seseorang lebih memahami sesuatu daripada saat ia mengetiknya di layar gawai. Inilah mengapa anak perlu mendalami kegiatan membaca dan menulis lebih dari sekadar kewajiban di sekolah.

10. Membuat Beragam DIY

Mengapa membuat beragam jenis DIY penting untuk dipelajari oleh anak? Kegiatan anak berbasis DIY dapat mengasah kreativitas anak. Lebih lanjut saat dewasa, kemampuan ini dapat membantu anak untuk memanfaatkan benda di sekitarnya sebagai hal yang ia butuhkan. Ibu bisa mulai dari hal yang sederhana seperti membuat kertas kado sendiri. Bahannya cukup sederhana. Hanya dibutuhkan kertas putih, cat air serta  benda bertekstur seperti cetakan kukis, daun, atau pelepah pisang. Ajaklah anak untuk menempelkan benda-benda tadi ke cat air, lalu mencetaknya di kertas putih. Saat kering, kertas tersebut sudah bisa digunakan untuk membungkus kado untuk orang lain.

Kemampuan-kemampuan tersebut sebaiknya orang tua latih lewat kegiatan anak sehari-hari sejak dini. Akan ada masa di mana anak tidak lagi bersama orang tuanya dan mereka perlu bertahan hidup dengan cara yang benar. Mengajarkan kemampuan hidup pada anak akan meringankan kesulitan mereka di masa depan. Bukan hanya secara finansial tetapi juga dari berbagai aspek kehidupan.