IEP for Special Needs Student

Penyusun : Afifah Nurul Karimah, S.Psi

Apa itu IEP? IEP adalah singkatan dari Individualized Education Program. Lebih akrabnya, IEP adalah susunan rancangan pembelajaran yang secara khusus direncakanan untuk anak-anak dengan kebutuhan spesial atau anak berkebutuhan khusus (ABK).

Anak berkebutuhan khusus pada dasarnya adalah anak-anak yang memiliki kondisi spesial tertentu pada satu atau lebih aspek perkembangan kognitif, sosieomosi, fisik, lingkungan dan lainnya dalam proses berkembang mereka. Setiap anak memiliki latar belakang kehidupan, budaya dan perkembangan yang berbeda-beda, dan oleh karena itu setiap anak dimungkinkan akan memiliki kebutuhan khusus serta hambatan belajar yang berbeda beda pula, sehingga setiap anak sesungguhnya memerlukan layanan pendidikan yang disesuiakan sejalan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak. Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. Sehingga, adanya IEP menjadi penting untuk anak-anak dengan kebutuhan spesial tertentu.

IEP lebih dari sekadar dokumen rencana tertulis. IEP  adalah peta yang menjabarkan program pengajaran, dukungan, dan layanan pendidikan khusus yang dibutuhkan anak-anak untuk dapat berkembang sesuai dengan hasil asesmen psikologis dan pendidikan menyesuaikan usia perkembangan, kebutuhan, tantangan dan potensi mereka.

Beberapa prinsip perancangan IEP yang perlu diperhatikan menurut Snell (1983, dalam Ishartiwi, 2007), adalah sebagai berikut :

1) semua ABK masih memiliki potensi untuk belajar

2) semua ABK membutuhkan pembelajaran keterampilan, yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari di rumah dan di masyarakat

3) sekolah harus melaksanakan pembelajaran keterampilan fungsional, sesuai kebutuhan individual

4) prinsip-prinsip pengembangan perilaku secara universal, dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran

5) penilaian hasil belajar dilakukan secara informal (tidak penilaian kriteria standar), lebih sesuai diterapkan untuk penilaian tingkah laku fungsional

6) prosedur dan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan anak

Menurut Kitano and Kirby (1986) ada lima langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan IEP yaitu:

  1. pembentukan tim IEP yang terdiri dari idealnya adalah psikolog, guru, kepala sekolah, orangtua, terapis atau staf pendidik lainnya.
  2. Asesmen kebutuhan khusus anak secara komprehensif baik dari sisi perkembangan psikologis, kemampuan akademik, keterampilan sehari-hari dan kondisi lingkungan belajar anak
  3. Mengembangkan tujuan jangka panjang dan pendek
  4.  Merancang metode dan prosedur pembelajaran yang menyesuaikan hasil asesmen
  5. Melakukan evaluasi kemajuan dan perkembangan belajar anak secara berkala.