Life Skills untuk ABK

Penyusun : Mutiara Az-Zahra, S.Psi

Sama seperti anak normal pada umumnya, anak dengan kebutuhan khusus juga perlu memiliki keterampilan untuk bertahan hidup. Ananda yang saat ini masih dibantu oleh ayah atau bunda untuk memakaikan baju, membuatkan roti isi selai, atau mengikatkan tali sepatu, sepuluh tahun lagi kelak akan mendjadi manusia dewasa yang seharusnya sudah mandiri. Memang rasanya masih ada banyak waktu untuk mengajarkan hingga timbul periaku menunda-nunda, serta rasa sayang orangtua pada ananda, membuat ayah bunda enggan membuat anak kesulitan mempelajari hal-hal yang ayah dan bunda masih bisa bantu.

Ingatkah ayah, bunda, pada pribahasa yang berbunyi “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar sesudah besar bagai melukis di atas air.” , sejalan dengan bahwa kita sebagai orang tua perlu mempersiapkan ananda untuk menyongsong masa dewasanya sejak sedini mungkin, meski berbagai macam tantangan harus orang tua tempuh demi berkembang dengan baiknya anak-anak yang telah tuhan titipkan kepada kita.

Life skill atau keterampilan hidup adalah hal yang wajib orang tua ajarkan kepada anak. Pada anak-anak tanpa kebutuhan khusus memang tergolong lebih mudah diajarkan keterampilan untuk hidup. Pada beberapa keterampilan dasar, mereka hanya perlu meniru apa yang biasanya orang dewasa disekitarnya lakukan. Meski dalam mengajarkan life skills pada anak berkebutuhan khusus tidak semudah anak normal pada umumnya sebab tidak memiliki kesempatan yang cukup karena beragam kondisi mereka, namun bukan berarti hal ini tidak bisa dilakukan. Pada beberapa anak berkebutuhan khusus, justru memiliki kelebihan lain yang membantunya cepat menyerap dan mempelajari hal hal baru. Kita sebagai orang tua lah yang berperan mendampingi proses belajarnya karena ananda sangat membutuhkan support dari orang terdekatnya.

Mengajarkan life skill bisa dimulai dengan hal-hal yang paling realistis dan memungkinkan untuk ananda lakukan, misalnya keterampilan-keterampilan dasar membina diri (self help), seperti, makan, minum,  memakai pakaian, mandi, toilet training,  dan menyikat gigi.  Setelah keterampilan dasar dapat ananda kuasai. Maka kembangkan pada keterampilan-keterampilan yang tingkatannya lebih tinggi dan kompleks seperti merapihkan tempat tidur, membereskan mainan, menyiram tanaman, menyapu lantai dan mencuci piring setelah makan.  Untuk tahapan selanjutnya, ayah bunda juga sebisa mungkin mengajarkan keterampilan yang dapat menjadikan ananda pribadi yang independen dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Misalnya keterampilan berwirausaha, memecahkan suatu masalah, kecakapan sosial, team work, dan lainnya

Tentunya mengajarkan life skill perlu dibiasakan dan dijadikan rutinitas sehari-hari agar ananda menjadi bisa karna terbiasa, serta dengan bantuan dan dukungan dari seluruh anggota keluarga dirumah juga orang-orang terdekatnya. Jangan lupa, ayah, bunda dan orang – orang sekitarnya perlu mensupport dengan memberikan apresiasi pada ananda jika ia berhasil menerapkan life skill dengan benar dan yang terpenting adalah konsisten.