Penyusun : Annisa Muthmainnah, S.Pd
Seperti yang kita tahu kalau anak down syndrome merupakan memiliki kelainan genetik kromosomnya, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental dan pengetahuannya. Tak menutup kemungkinan orang tua yang dianugerahi anak dengan kelainan down syndrome ini akan berkecil hati. Anak down syndrome juga termasuk anak special yang dapat tumbuh dan berkembang walau berbeda dengan teman-teman sebayanya nanti. Anak down syndrome mampu tidak sih untuk ikut pembelajaran dan keterampilan? Jawabannya, mampu. Berikut beberapa cara agar anak down syndrome dapat mengikuti pembelajaran dan mengembangkan keterampilannya dengan baik :
- Dukungan orang terdekat
Yang dibutuhkan anak down syndrome adalah dukungan dari orang terdekatnya, yaitu orang tua dan anggota keluarganya yang lain. Untuk orang luar seperti guru-gurunya juga teman-temannya. Orang tua dan anggota keluarganya harus dapat menerima kekurangan yang ada pada dirinya, begitupun lingkungan sekolahnya harus diberikan penjelasan kekurangan yang ada pada dirinya, karena orang luar terlebih yang masih awam akan menganggap sebelah mata anak down syndrome dan menyebutnya anak autisme, padahal kenyatannya berbeda antara anak down syndrome dengan anak autisme. Setelah memberikan penjelasan dari keluarga juga orang luar, pastikan anak down syndrome ini mendapatkan dukungannya. Seperti saat di dalam kelas, teman-temannya tidak boleh membedakannya dengan teman yang lainnya. Begitupun guru-gurunya, harus merangkul dirinya, tidak boleh membedakan dengan siswa lain, menganggap ia tidak dapat mengikuti pembelajaran di kelas. Guru-gurunya dapat menurunkan standar materinya dan menggunakan media tambahan khusus anak down syndrome. Misal pelajaran Bahasa Indonesia sedang materi membuat puisi dan membacanya, untuk anak down syndrome dapat menonton video terlebih dahulu dan memperagakannya. Misalnya pelajaran IPA materi perubahan wujud benda, anak down syndrome dapat menggunakan contoh bendanya langsung agar memudahkannya belajar.
- Memberikan kepercayaan
Setelah memberikan dukungan, jangan lupa memberikan kepercayaan padanya untuk mengexplore apa yang ada dihadapannya. Kita tidak boleh mengecilkan hatinya dengan berkata “Bukan seperti itu mengerjakannya” atau “Kamu bisa tidak mengerjakannya?”, terlebih ini diucapkan ke anak down syndrome yang umurnya memasuki remaja, karena mereka sudah dapat membedakan kalimat yang dapat mengecilkan hatinya. Berikan kepercayaan padanya untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, tugas kita sebagai guru yaitu mendampingi dan memberikan instruksi bagaimana pengerjaannya, yakinlah kalau dirinya bisa menyelesaikan tugasnya. Misal seperti pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca puisi, berikan kepercayaan dengan memberikan kesempatan membaca puisi sesuai kemampuannya. Atau saat waktu istirahat, berikan kepercayaan padanya untuk membelanjakan uangnya di kantin dan berkomunikasi pada penjaga kantin, orang tua atau gurunya dapat kroscek belanjaan dan uangnya saat sudah pulang sekolah jika terdapat kesalahan padanya diingatkan ketika sudah di rumah.
- Minat dan bakat
Yang harus diperhatikan dari anak down syndrome ini minat dan bakatnya agar dapat mengikuti pembelajaran. Misalnya menyukai menonton film dan senang mengobrol, mintalah untuknya menceritakan sinopsis dari film yang ditontonnya. Sebagai orang tua atau gurunya dapat mengarahkan minat dan bakatnya pada Bahasa Indonesia dikembangkan bidang drama. Saat ada perlombaan, jangan lupa ikut sertakan dalam kegiatan lomba tersebut. Jika kalah, kita dapat mengingatkan dan kembali mendukungnya bahwa menang atau kalah wajar dalam kompetisi, dan tidak boleh berkecil hati.
- Menghargai dan mengakui keberadaan mereka
Untuk anak down syndrome usia remaja ternyata juga membutuhkan pengakuan publik bahwa dirinya mampu seperti teman-teman sebaya. Contoh sederhana bentuk pengakuan keberadaan dirinya dengan memberi reward atas ketercapaian tugasnya dapat diselesaikan walau tidak sempurna. Misal, kita dapat memberikan kesempatan dia memilih satu snack kesukaannya sendiri di kantin sekolah. Atau juga berupa toss (hi5) atas ketercapaiannya.
Walaupun banyak yang memandang sebelah mata anak down syndrome, pada dasarnya anak down syndrome ini seperti anak-anak sebayanya yaitu anak yang manis, ceria, dan juga berperasaan. Tugas kita sebagai orang tua dan gurunya harus mendukung, mengakui keberadaan dirinya, dan memberikan kepercayaan padanya. Jika ia melakukan kesalahan, tegur dengan menjauh dari keramaian. Jika kita yang melakukan kesalahan, kita pun harus mencontohkan dengan meminta maaf lebih dulu.