Oleh: Kurniawan Satrio W.,S.Psi
Mengirim anak-anak ke sekolah sehingga mereka dapat pengalaman di luar kehidupan mereka di rumah adalah salah satu hal yang mengagumkan dan impian setiap orang tua. Anak-anak tidak hanya mendapat pengalaman belajar tetapi juga bersosial. Mereka merasakan bagaimana menjadi bagian dari budaya sekolah, berteman, berinteraksi dengan guru dan bertumbuh sebagai “manusia”.
Orang tua tentu ingin anak mereka memiliki pengalaman atas pilihannya, di sisi lain orang tua juga ingin mendapat informasi sebanyak mungkin tentang aktivitas anak mereka selama jauh dari orang tua. Orang tua ingin tahu kegembiraan yang mereka alami, hal baru yang mereka pelajari, dan kesulitan apa pun yang mungkin mereka hadapi.
Intinya, orang tua ingin tahu lebih dalam dari anak-anaknya tentang bagaimana keseharian mereka di sekolah. Tapi, apakah orang tua selalu mendapat jawaban ketika memberikan pertanyaan sederhana seperti “Bagaimana di sekolah?”
Ketika orang tua ingin mengetahui informasi tentang anak-anaknya, terkadang anak-anak menjaga kehidupannya dan tidak memberi banyak informasi. Jadi apa yang harus dilakukan orang tua? Bagaimana cara agar orang tua dapat terlibat secara positif dengan anak-anaknya sehingga mereka merasa nyaman untuk membuka diri dan membagikan hal-hal yang baik (dan tidak terlalu baik) tentang keseharian mereka di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang harus dikatakan :
Buat pertanyaan yang spesifik
Memberi pertanyaan terbuka seperti “Bagaimana harimu?” dapat membuat mereka bingung. Oleh karena itu beri pertanyaan tentang aktivitas yang mereka lakukan pada hari itu atau emosi yang mereka rasakan akan membantu.
Contohnya :
Dengan siapa kamu bermain baru-baru ini?
Apa yang kamu lakukan selama kelas olahraga?
Apa yang kamu suka hari ini di sekolah?
Apa hal lucu yang terjadi hari ini?
Siapa guru yang kamu sukai/tidak sukai?
Apakah ada hal yang ayah/ibu dapat lakukan untuk memberi dukungan padamu hari ini?
Mulai dengan membicarakan keseharian (orang tua)
Anak-anak akan lebih terbuka jika orang tua terbuka pada mereka. Mulai dengan percakapan santai dengan mengatakan bagaimana keseharian berjalan. Orang tua bisa mengatakan kepada anak mereka hal yang sederhana seperti masak kegosongan atau lupa memberi bumbu ke masakan.
Semakin banyak yang orang tua katakan ke anak mereka, semakin mereka mengerti bagaimana berbicara keseharian mereka. Seringkali anak-anak yang lebih muda tidak tahu bagaimana membicarakan keseharian mereka. Orang tua lupa bahwa ini merupakan keterampilan yang harus diajarkan.
Tidak bertanya apapun namun terlibat
Alih-alih berbicara dan menanyakan segala pertanyaan yang orang tua ingin tahu jawabannya, lebih baik orang tua meluangkan waktu untuk terlibat dengan anak mereka. Tawarkan pelukan atau tos. Luangkan waktu dengan membuat candaan atau tertawa bersama anak jika mereka dalam keadaan ceria. Lakukan hal yang membuat mereka merasa aman dan nyaman. Ketika mereka senang dan tenang, itu akan menjadi waktu yang tepat untuk memulai menanyakan pertanyaan keseharian mereka. Namun orang tua harus mengatur strategi dan dengan lembut masuk ke anak mereka.
Beri pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka seperti “bagaimana harimu” hampir selalu direspon dengan jawaban “baik”, daripada terdengar segala hal OK, itu tidak memberi tahu apapun dan mengakhiri percakapan.
Ubah pertanyaan dengan contoh pertanyaan yang bisa dicoba:
Apa yang membuatmu tertawa/tersenyum?
Apa yang membuatmu sedih?
Apa yang bagian favoritmu hari ini?
Dengan siapa kamu duduk atau berbincang?
Orang tua bisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini sebagai awalan dan beri pertanyaan lanjutan seiring berjalannya percakapan.
Bertanya tanpa kontak mata
Mungkin terdengar kontradiktif, tetapi menanyai anak tentang keseharian tanpa kontak mata dapat membantu percakapan mengalir. “Kontak mata membuat anak terintimidasi jadi dia menutup diri dan tidak merespon” ucap Varda Meyers Epstein, ahli pola asuh, penulis, dan editor Kars4Kids. Latihan ini dapat membuat interaksi lebih nyaman untuk anak pemalu karena menghilangkan tekanan sosial dari situasi tersebut.
Seperti apa contohnya? Ketika mencuci piring dan mereka duduk di meja makan, ketika berjalan bersama atau sedang berkendara. Beberapa bahkan lebih terbuka dan siap melalui pesan teks untuk beberapa alasan.
Mencari cara lain untuk memulai percakapan dengan anak adalah intinya. Hindari kontak mata adalah salah satu membuat anak merasa lebih nyaman, khususnya ketika mereka introvert atau enggan berbagi perasaan kepada orang tua.
Mencoba permainan “High Low Buffalo”
Permainan ini direkomendasikan oleh Grace Poole, pakar pola asuh dan pendiri Parenting Under Pressure.
Cara bermain ini adalah orang-orang berkumpul dan secara bergantian mengungkapkan tentang hari yang indah (high), yang buruk (low) dan buffalo mereka. Buffalo adalah apapun yang mereka anggap menarik atau random yang ingin mereka ungkapkan.
Dengan permainan ini, semua orang dapat berpartisipasi, termasuk orang tua dan saudara yang lain. Biasanya, percakapan menjadi lebih baik setelah permainan. Terlebih lagi, bermain secara konsisten dapat menjadi kebiasaan keluarga untuk berbagi perasaan intim dengan orang lain
Pahamilah anak, karena satu dengan anak lainnya berbeda. Coba dengan beberapa pendekatan diatas. Tunjukan empati dan masuk ke dalam anak-anak.