Oleh: Riskya Prima Claranita, S.Psi.
Hore! Setelah melewati pekan penilaian akhir semester, kini saatnya anak-anak bisa berlibur. Banyak aktivitas liburan yang dapat dilakukan oleh anak-anak, termasuk dengan aktivitas bermain. Namun, ternyata para orangtua dapat memilih permainan yang tepat untuk anak sehingga aktivitas bermain tidak hanya membuat anak senang tapi juga sekaligus dapat memberikan stimulasi perkembangan bagi anak.
Bagaimana cara memilih aktivitas bermain yang tepat?
Pernahkan orangtua melihat jika anak usia 4 tahun akan sulit ikut bermain permainan ular tangga, tapi mereka sangat suka bermain pura-pura, sedangkan anak SD sangat suka bermain ular tangga dibandingkan bermain sendiri di rumah. Nah ini adalah contoh jika aktivitas bermain anak berbeda tergantung pada usia anak tersebut. Pada tiap tahapan usia anak, ternyata terdapat karakteristik bermain yang berbeda-beda. Orangtua dapat memilih aktivitas bermain berdasarkan karakteristik ini loh. Yuk simak artikel berikut ini!
Apa saja ya karakteristik dan contoh aktivitas bermain sesuai usia anak?
Usia pra-sekolah
Usia pra-sekolah dikenal juga sebagai usia golden age. Di usia ini, anak-anak dapat diberikan aktivitas bermain yang melibatkan seluruh aspek perkembangannya, seperti kognitif, bahasa, motorik, dan socioemotional.
Bermain fisik adalah aktivitas yang sangat disukai anak-anak usia pra-sekolah. Mereka suka berlari, melompat, saling mengejar, ataupun pura-pura bermain pertarungan yang diakhiri dengan tertawa bersama. Biasanya permainan ini diselingi dengan bermain peran seperti bermain menjadi superhero. Untuk anak yang usianya lebih muda, mereka akan sangat senang untuk bermain di playground. Selain aktivitas bermain fisik, anak prasekolah juga menyukai aktivitas yang melibatkan motorik halusnya seperti membentuk plastisin atau membuat seni. Orangtua juga dapat mengajak anak untuk memasak kue bersama.
Anak-anak usia prasekolah juga menyukai permainan konstruksi atau membangun seperti bermain balok, membentuk benda dengan plastisin, membuat istana pasir, dsb. Dengan permainan ini, tidak hanya mengasah kreativitas tapi juga kemampuan motorik halus anak. Bentuk lainnya dari permainan konstruksi ialah bermain puzzle dan mengelompokkan benda sesuai karakteristik dimana permainan ini dapat mengasah kemampuan kognitif serta pemecahan masalah pada anak.
Selain permain fisik dan konstruktif, anak usia pra-sekolah juga sangat menyukai bermain peran atau dikenal sebagai permainan sociodramatic dimana anak akan berperan sebagai seseorang yang mereka lihat sehari-hari seperti menjadi ibu, penjual, pembeli, dokter, dsb. Biasanya permainan ini dilakukan dengan teman sebaya mereka, tetapi tidak menutup kemungkinan jika permainan ini dapat dimainkan oleh orangtua. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari permainan ini seperti dapat meningkatkan kemampuan sosial anak, bahasa, empati, mengatur emosi, serta mengajarkan mereka cara menjalin hubungan positif dengan teman, orangtua, ataupun saudara.
Usia Sekolah Dasar
Di usia sekolah dasar, anak-anak akan sangat menyukai permainan yang memiliki peraturan sederhana seperti bermain ular tangga, petak umpet, ataupun permainan olahraga dengan aturan sederhana. Anak di usia ini sudah mulai dapat bekerja sama antar tim, mengatur strategi dan menyukai kompetisi dengan teman sebaya mereka. Permainan dengan aturan sederhana tidak hanya membuat anak senang, namun juga dapat mengembangkan emosi anak terutama saat mereka mengalami kemenangan dan kegagalan. Orangtua dapat memberikan kesempatan dan dukungan pada anak untuk menunjukan emosinya seperti saat ia menang anak akan merasa senang, maka orangtua dapat memberikan apresiasi dan dukungan , sedangkan saat anak kalah, orangtua merespon dengan memvalidasi perasaan anak, mengajarkan jika menang dan kalah adalah hal yang biasa, dan mengapresiasi usaha anak yang telah dilakukan saat bermain.
Anak usia sekolah dasar juga mulai mengembangkan hobi dan minat baru dengan permainan seperti mulai menyukai buku atau majalah dengan tema-tema yang mereka minati seperti tentang bagian dari sepeda motor, robotic, ataupun serangga. Berdasarkan minat tersebut, orangtua dapat membuat aktivitas yang masih berhubungan seperti membuat berbagai bentuk robot dari bahan bekas di rumah ataupun mencari serangga di sekitar rumah.
Usia Pra-remaja dan Remaja
Memasuki usia pra-remaja, terkadang anak lebih memilih menghabiskan waktu liburan dengan teman-temannya dibandingkan dengan orangtuanya. Namun tenang, ada beberapa aktivitas bermain yang orangtua juga dapat lakukan bersama anak usia pra-remaja dan remaja loh, seperti melakukan permainan olahraga bersama, mengatur ulang kamar mereka agar sesuai dengan kepribadiannya, memasak bersama, dsb. Aktivitas ini dapat disesuaikan dengan minat yang anak-anak miliki.
Namun, bagaimana jika anak usia pra-remaja dan remaja tidak mau melakukan aktivitas bersama dengan orangtua? Anak mungkin membutuhkan dorongan agar mau melakukan aktivitas dengan orangtua seperti mengajak satu atau dua teman seumurannya melakukan aktivitas yang sudah anda rencanakan seperti piknik di taman, menonton film, atau berjalan-jalan mengelilingi kota dengan menggunakan transportasi umum.