5 Hal Yang Harus Diperhatikan Ketika Mengajar Anak Dengan Kebutuhan Khusus 


Disusun oleh : Dory Agustia

Belajar adalah sebuah proses transfer ilmu antara guru dan siswa sebagai pembelajar. Perubahan sikap atau pola berfikir serta perilaku adalah hasil dari pembelajaran. Tentu saja hal itu akan menjadi tolak ukur dalam menentukan bahwa individu tersebut benar telah belajar atau belum sama sekali. Aspek pembelajaran ini juga tidak terbatas hanya pada kemampuan akademis tetapi juga mencakup berbagai pengetahuan lainnya yang menjadikan poembelajaran itu disebut berporos pada bidang nya. Misalnya untuk mengembangkan kemampuan tubuh maka pembelajaran dengan melibatkan aktifitas fisik adalah pilihan utama seperti Olahraga. 
Pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian teori tetapi juga kemampuan terapan dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil dari proses belajar maka individu belajar dapat memiliki kemampuan dasar dalam memecahkan masalah yang ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan ilmu yang fungsional dan penerapan ilmu yang berbasis pada kemampuan tematis. 
Keseimbangan antara setiap kemampuan tersebut dibutuhkan bagi setiap individu belajar agar memiliki perkembangan pada setiap aspek pengetahuan atau kemampuan yang ia miliki. Pembelajaran sendiri tidak terbatas pada anak dengan kondisi regular atau normal saja, tetapi juga dapat diterima bagi anak berkebutuhan khusus. Bagaimana pola pembelajaran yang harus diterapkan dan hal apa saja yang menjadi bagian penting untuk diperhatikan bagi setiap guru atau orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. 
Pada artikel ini akan dijabarkan tentang 5 hal penting dalam mengajar anak dengan kebutuhan khsusus yang memiliki kemampuan berbeda pada setiap individunya bahkan mungkin akan sedikit tertinggal dari anak dengan kondisi normal. 

1. Belajar sambil melakukan 
Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus yang utama adalah dengan lebih banyak melakukan apa yang akan diajarkan. Sebagai contoh, anda akan mengenalkan apa itu buku. Secara sadar anda akan meneybutkan bahwa buku adalah kumpulan kertas dengan warna putih bertekstur lembut dan dapat di bubuhi dengan tulisan menggunakan alat tulis berupa pulpen. 
Ketika menjelaskan hal seperti ini anda akan memberikan waktu bagi anak dengan kebutuhan khusus untuk terus kebingungan dan mungkin akan bereaksi diluar dugaan anda. Karena kesulitan untuk mencerna informasi tersebut dan memetakan menjadi sebuah realita. 
Pembelajaran yang tepat adalah anda akan melibatkan sebuah media visual atau benda konkrit lalu dibawa ke hadapannya dan sebutkan dengan singkat dan jelas bahwa “ini buku”. Sambil membuka setiap lembarannya dan dapat mencoba memberikan coretan pada buku tersebut. Libatkan anak dengan lebih aktif maka itu akan menjadi basis pengetahuan yang melekat. Tentu saja anda harus memastikan bahwa anak tersebut bisa menerima media visual nya. 

2. Pembelajaran yang terstruktur dan detail 
Pada suatu kondisi anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang berbeda beda setiap individunya, oleh sebab itu masing-masing memiliki daya serap pengetahuan dan repetisi dalam mengajar nya juga berbeda. Pembelajaran yang terstruktur dan detail ini bertujuan untuk mempermudah anak dalam belajar melalui potongan tugas dengan sangat hati-hati serta detail. 

Misalnya ketika anda mengajarkan seorang anak berkebutuhan khusus untuk makan, maka anda harus mengenalkan dahulu peralatan makan, tata cara menggunakannya hingga sampai masuk ke mulut harus diapakan makanan tersebut. Hal itu tentu terlihat mudah bagi mereka dengan kondisi normal namun tidak bagi mereka dengan kebutuhan khusus, poerkembangan pada kemampuan sensoris serta kemampuan motoris juga diperlukan untuk dapat melakukan setiap kegiatan tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat memberikan efek pembelajaran yang berkepanjangan

3. Tidak memaksakan Critical Thinking
Mari kita sederhanakan dengan bahasa yang sangat sederhana yaitu ajarkan lah setiap anak berkebutuhan khusus dari tahap paling mudah hingga sulit. Cara belajar yang seperti ini terlihat sangat membosankan karena biasanya hal yang menurut anak normal akan mudah tetapi tidak dengan anak dengan berkebutuhan khusus akan mengalami pengulangan kegiatan berulang-ulang kali. Tentu saja akan menjadi ujian tersendiri bagi seorang guru atau pembimbingnya tetapi itu juga adalah tanggung jawab yang harus diemban. 
Anda akan sangat mudah menjelaskan bagaimana bentuk pizza dengan topping pepperoni dan sedikit saus pedas, lalu muncul dalam bayangan anda seperti apa bentuk, warna dan bahkan rasanya. Tetapi tidak bagi anak berkebutuhan khusus, mereka akan dapat menjelaskan kepada anda ketika anda memberikan sekotak pizza pepperoni lalu dipotong dan berikan padanya untuk dicicipi, maka setelah itu ia akan tau bagaimana bercerita tentang pizza tersebut. Dengan bantuan atau tanpa bantuan anda, itu akan tergantung kemampuan anak tersebut. 


4. Upayakan pembelajaran terapan 
Ilmu terapan dalam arti luas ddan dalam lingkup akademis tentu mengandung makna keilmuan yang sangat tinggi. Namun saat ini, konsep terapan yang ingin dimaksudkan adalah konsep terapan untuk bisa digunakan pada kehidupan sehari-hari bagi anak berkebutuhan khusus agar ia dapat menerapkan pembelajaran yang ia terima dalam kehidupan sehari-hari. 
Misalnya anda mengajarkan tentang kemampuan kemandirian ketika Buang air kecil dan buang air besar akan lebih berguna daripada anda mengajarkan kemampuan hitung aljabar pada anak tersebut. 


5. Jangan Lupakan Teknologi
Mudahnya saat ini adalah semua yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dapat dan sudah berkembang menjadi mudah karena teknologi dan pembaruan yang ditemukan oleh banyak orang diluar sana. Oleh sebab itu, manfaat kan banyak teknologi pula bagi anak berkebutuhan khusus untuk dapat belajar. Capaian utamanya adalah kemampuan dengan penggunaan teknologi akan lebih mempermudah anak tersebut untuk belajar. Tentu saja tujuan utamanya bukan dengan memanfaatkan teknologi sehingga anak menjadi terdistraksi untuk belajar. 
Misalnya ketika ingin mengajarkan konsep ekspresi, maka kita dapat menggunakan banyak video pembelajaran yang ditemukan diyoutube untuk dapat memberikan knowledge tentang ekspresi sambil diawasi dan dijelaskan kepada anak untuk dapat menirukan ekspresi tersebut. Namun ketika anda membiarkan anak untuk menggunakan gadget untuk menonton dan pengalihan ketika anda sedang tidak ingin diganggu dan anak sedang marah atau tantrum tentu saja itu menjadi hal yang salah.