Kenalan yuk dengan perilaku Off Task! Perilaku yang bisa mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah

Oleh: Riskya Prima Claranita, S.Psi


Bunda A: “Anakku tidak bisa duduk saat sedang mengerjakan PR”
Bunda B : “Haduh, anakku juga selalu saja beralasan ingin pergi ke toilet saat sedang belajar”
Bunda C:  “Anakku malahan suka mengajak ngobrol saat diminta mengerjakan tugasnya, tugasnya jadi tidak selesai”.


Halo parents, pernahkah merasakan keluhan seperti cerita bunda A, B, dan C?  Yap mungkin saja anak mengalami perilaku off task. Yuk kenalan dengan ciri-ciri perilaku off task!
Perilaku off task adalah perilaku siswa yang dilakukan saat belajar terlihat dari siswa yang melakukan aktivitas lainnya dan tidak berhubungan dengan pembelajaran (Baker, 2007).  Secara umum, ciri-ciri perilaku off task meliputi perilaku verbal seperti berbicara tanpa izin atau berlebihan dan perilaku fisik seperti berjalan-jalan atau melakukan aktivitas lainnya tanpa izin. 


Secara khusus, Goodwin (2016) meneliti lebih lanjut tentang jenis-jenis dari perilaku off task yaitu, 
Off task peer interaction : Anak berusaha melakukan interaksi dengan teman kelasnya ataupun melihat teman kelasnya meskipun tidak diminta guru untuk melakukannya. Contoh siswa yang mengajak ngobrol teman sebangkunya saat guru menjelaskan materi di depan kelas. 
Self distraction : Perilaku anak yang terdistraksi dengan benda-benda yang ada ditubuhnya, seperti pakaiannya, kancing baju, dasi, ataupun anak yang memainkan tangannya dan menutup mata saat aktivitas pembelajaran.


Environmental distraction : Anak yang terlihat berinteraksi dengan objek apapun yang ada di kelas dan tidak berkaitan dengan tugas ataupun aktivitas pembelajaran. Contoh, saat guru menjelaskan materi, anak akan sibuk mencari buku di tasnya, membuka tempat pensil, dsb. 
Walking: Anak berjalan-jalan di sekitar kelas ketika aktivitas pembelajaran mengharuskan anak untuk duduk.
Anak yang sering beralasan meminta izin untuk meninggalkan kelas karena berbagai alasan seperti ingin ke toilet. 


Apa yang menyebabkan anak memiliki perilaku off task? 
Perilaku off task dapat terjadi karena anak ingin mendapatkan pengakuan dan penerimaan seperti yang mereka inginkan. Anak ingin mendapatkan perhatian  dari lingkungan sekitarnya, termasuk saat di sekolah. Hal ini sering terjadi karena kondisi rumah, latar belakang keluarga, dan perbedaan nilai yang membuat anak menunjukan perilaku off task. Orangtua yang bekerja dan sibuk juga menjadi salah satu faktor yang membuat anak menunjukan perilaku off task (Breikers dalam Bluestein, 2013).
Pola asuh orangtua memiliki pengaruh pada perilaku anak . Orangtua yang menerapkan pola asuh permissive atau memberikan apapun tanpa adanya aturan dan kontrol dapat membuat anak berperilaku sesukanya di kelas dan mengabaikan teguran guru. 
Kurangnya pemahaman anak dari materi pembelajaran atau anak menganggap jika tugas yang diberikan terlalu sulit. Materi yang kurang dipahami anak akan membuat anak menunjukan perilaku off task.


Tidak hanya faktor dari keluarga dan kemampuan anak yang berpengaruh pada perilaku off task, namun juga manajemen kelas oleh guru turut membuat anak berperilaku off task. Guru yang tidak cukup mengontrol situasi belajar dapat memunculkan perilaku off task pada anak. Selain itu desain instruksi pembelajaran yang kurang menarik minat anak dan membosankan juga dapat menyebabkan anak berperilaku off task seperti guru yang terlalu lama menjelaskan materi sehingga anak menjadi bosan. 


Inattention atau tidak fokus menjadi faktor terbesar yang membuat anak berperilaku off task. Jika anak mengalami permasalah inattention tidak hanya pada saat belajar seperti saat kegiatan bermain ataupun saat berbicara dengan teman, bisa saja kemungkinan anak mengalami permasalahan yang lebih serius dan perlu penanganan profesional seperti dokter dan psikolog.