Oleh : Dwi Puspitasari, S.Psi
Tantrum merupakan kondisi ketika anak mengekspresikan apa yang dirasakan namun tidak dapat dikontrol, akibatnya emosi yang dikeluarkan anak akan meledak seperti menangis dan marah. Tidak hanya anak normal saja yang dapat tantrum, anak berkebutuhan khusus terutama pada anak autis pun dapat mengalami tantrum. Seorang anak dikatakan autis jika memiliki gangguan pada perkembangan perilaku, interaksi, dan komunikasi. Anak autis cenderung sulit mengontrol emosi yang dirasakan, sehingga untuk mengungkapkan emosi tersebut biasanya berupa teriakan, tangisan, berguling, dan dapat menyakiti dirinya sendiri.
Ketika anak autis mulai tantrum, sebaiknya untuk tidak tergesa-gesa merespon atau berusaha menenangkannya. Ada dua kemungkinan yang terjadi jika anak autis tantrum, tantrum (outburst of annoyance) atau kekesalan pada sensori (sensory meltdown). Meskipun perilaku yang muncul hampir sama, namun perilaku keduanya sangat berbeda. Tantrum dilakukan karena alasan tertentu dan sengaja. Anak akan berhenti jika keinginannya dituruti atau ketika sudah terlalu lelah dan menyadari bahwa tantrumnya tidak menghasilkan apa-apa. Sedangkan sensory meltdown merupakan kondisi yang lebih serius, terutama pada anak autis. Biasanya anak merasa keteteran dengan banyak stimulus yang ada di sekelilingnya. Misalnya suara terlalu berisik, bau yang sangat menyengat, atau cahaya yang menyilaukan mata, atau hal lainnya yang membuat anak merasa terganggu.
Lalu, bagaimana cara mengatasi jika anak autis tantrum?
- Tetap tenang dan tidak boleh ikut marah
Biasanya jika anak mengamuk orang tua akan ikut terpancing amarahnya, hal yang harus dilakukan yaitu tetap tenang. Nada bicara, bahasa tubuh, dan tindakan fisik akan meninggalkan rekaman memori pada anak dan tidak akan berujung pada hasil yang positif. Menenangkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menenangkan anak. - Ajak anak ke tempat yang lebih tenang
Salah satu faktor anak tantrum dapat dipengaruhi oleh lingkungan karena kurang nyaman. Maka dari itu, dapat dicoba untuk membawa anak ke ruangan yang lebih nyaman dan tenang. - Kenali penyebab anak tantrum
Anak tidak akan tiba-tiba menangis atau marah tanpa penyebab, di sini orang tua harus mencari dulu apa yang menyebabkan anak tantrum. Dengan cara ini dapat membantu menemukan solusi yang tepat untuk membantu mengontrol emosi anak. Di sini peran orang tua dalam memahami karakteristik dan sifat anak sangat diperlukan, untuk mengetahui hal-hal yang membuatnya merasa tenang dan memahami apa yang dirasakan oleh anak. - Alihkan perhatian
Mengalihkan perhatian anak dengan objek lain yang lebih menarik dapat membuatnya tenang atau membuat topik cerita yang menarik sebagai bentuk pengalihan, dengan hal tersebut anak dapat melupakan yang menjadi stimulus untuk tantrum. - Pemberian afirmasi positif
Perlu diketahui, belajar untuk mengatasi emosi merupakan bakat dalam hidup yang penting, sehingga ketika anak mampu melewati emosi negatifnya (tantrum) maka harus diberi selamat karena berhasil mengendalikan diri dan tidak lupa dengan kalimat-kalimat positif seperti “kamu hebat, kamu pandai, kerja bagus”.