Oleh : Kurniawan Satrio W, S.Psi.
Anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering menghadapi kesulitan dalam memahami dunia di sekitar mereka. Tak hanya itu, mereka cenderung mengulang pola perilaku tertentu dan membatasi aktivitasnya sehingga sulit berinteraksi dengan orang lain.
Perangkat digital hadir sebagai jalan keluar bagi anak dengan autisme. Penggunaan perangkat digital memungkinkan anak dengan autisme memproses informasi dengan mudah. Orangtua melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang positif karena anak mereka dapat belajar kosakata lebih banyak dan pengetahuan lingkungan yang ada di sekitarnya melalui video atau permainan.
Namun, tentu ada bahaya yang mengintai di setiap aktivitasnya. Internet merupakan akses pengetahuan yang tak terbatas. Jika tidak ada kontrol dari orang tua, anak akan dengan cepat mengakses segala konten yang beredar, termasuk konten yang kurang pantas. Mengingat anak dengan autisme dengan mudah meniru ucapan dan tindakan yang ia tonton.
Jika begitu, apa kelebihan dari perangkat digital bagi anak autisme? (Pro)
Memiliki efek menenangkan dari beragam konten, Merangsang visual dan auditori yang tidak ditemui saat tatap muka, Alat pembelajaran visual yang efektif membantu anak belajar dalam lingkungan yang aman, Peluang sebagai jembatan pengetahuan yang luas
Lalu, apa dampak buruk dari perangkat digital? (Kontra)
Memberikan stimulus sensori yang berlebih, gangguan pola tidur dan peningkatan hormon stress, Menghambat interaksi sosial, Berkurangnya fokus dan perhatian, Resiko paparan konten tidak pantas, Penurunan aktivitas fisik yang signifikan
Satu sisi perangkat digital membantu anak autisme belajar dan berinteraksi dengan dunia. Menawarkan kenyamanan dan sesuatu yang tak terbatas, sehingga memudahkan anak anak dengan spektrum autisme untuk melakukan aktivitas. Di sisi lain, masalah kesehatan fisik dan sosial yang disebabkan oleh peningkatan waktu menatap layar (screentime) menjadi masalah serius. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan. Dengan membuat batasan waktu pemakaian perangkat, menjadikan waktu tatap layar sebagai hadiah dari tugas yang diberikan, memantau aktivitas daring (online), memberikan peringatan sebelum waktu tatap layar berakhir dan merencanakan aktivitas yang mendukung fisik dan sosialnya
Sumber : https://www.autismparentingmagazine.com/screen-time-kids-with-asd/