DILEMA PILIHAN SEKOLAH LANJUTAN BAGI ABK 

Oleh : Dory Agustia Rantawi, S.Pd

Pendidikan itu berjenjang, setiap jenjangnya memiliki kriteria capaian yang ditentukan sebagai tolak ukur bagi peserta didik didalam jenjang tersebut untuk bisa mencapai kelulusan. Hasil ini juga dijadikan sebagai dasar bagi Orang tua dan siswa itu sendiri untuk bisa menentukan tujuan selanjutnya dari pendidikan yang akan mereka tempuh. Hal ini berlaku bagi setiap peserta didik baik dalam keadaan regular atau memiliki kebutuhan khusus. 

Fulan adalah siswa dengan ASD (Autistic Spectrum Disorder) yang duduk dikelas 3 SMP yang sebentar lagi akan melanjutkan jenjang sekolahnya ke SMA. Hak yang fulan punya adalah sama seperti teman-teman nya yang dalam kondisi regular. Lalu yang perlu diperhatikan adalah kriteria pencapaian si fulan sudah terpenuhi atau masih berada diambang batas yang menjadi dasar dalam penerimaan sekolah SMA pada rata-rata nya atau memiliki jalur lain yang bisa Fulan tempuh karena mengingat pemerintah juga telah mengatur beberapa jalur dalam penerimaan peserta didik baru pada setiap sekolah baik bernaung dibawah pemerintah atau swasta. 

Bagi orang tua, tentu saja memiliki keinginan agar anaknya mendapatkan pendidikan terbaik pada sekolah terbaik dan dapat menikmati fasilitas yang menunjang si anak dalam mengembangkan potensia atau bakat minat yang ia miliki. Selain transfer ilmu yang sudah menjadi basic tujuan bersekolah tentunya. Apalagi bagi mereka orang tua dari Fulan sebagai peserta didik dengan ASD (Autistic Spectrum Disorder), maka dari itu ada beberapa hal yang baiknya menjadi perspektif baru bagi orang tua yaitu : 

  1. Komunikasikan dengan Anak Anda 

Komunikasi adalah hal paling mudah dilakukan untuk saling mengetahui satu sama lain. Termasuk pula anak dengan ASD, mari kita samakan bahwa Fulan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan sudah kooperatif serta sudah memiliki kemampuan berfikir analisa. Hal yang penting dilakukan oleh orang tua adalah saling tanya jawab kepada anak untuk mengetahui apakah si anak memiliki keinginan sendiri untuk sekolah mana yang ia tuju, jika ada maka orang tua perlu tau apa alasannya ia ingin berada di sekolah tersebut. Lalu apakah yang ia inginkan untuk kelanjutan pendidikannya dan orang tua dapat membantu memberikan evaluasi yang tidak menjatuhkan diri si anak tetapi membuat anak mengerti bahwa kapasitas dirinya seperti apa. 

  1. Mind Mapping 

Dengan komunikasi yang sudah terjalin, orang tua akan mendapatkan kesimpulan berupa mapping dengan sederhana bagaimana si anak berfikir dan apa yang menjadi keinginannya untuk bisa dijalankan dengan nyaman dan tidak memberatkan keduanya baik orang tua dan si anak sendiri. Maka dari itu diskusikan lah pada keluarga terdekat anda untuk pilihan terbaik bagi si anak. Dengan lebih bijaknya dalam menentukan pilihan terbaik pada anak adalah diskusikan pada ahli terkait seperti guru yang pernah mengajar si anak, psikolog, konsultan pendidikan dan yang sesuai bidangnya. 

  1. Bantu Tentukan Pilihan 

Hal berikutnya adalah membuat beberapa pilihan yang terbaik buat si anak, ini merupakan hal yang juga memiliki urgensi tinggi dalam pendidikan anak. Dengan membantu memberi masukan pilihan sekolah pada anak, maka orang tua memberikan jalan yang akan menentukan masa depan si anak dikemudian hari. Pilihan ini bukan saja butuh kecepatan tetapi juga adalah ketepatan dalam memilih karena yang akan menjalani adalah si anak dan mendapat kan apa yang ingin ia capai sudah menjadi hak baginya. 

Orang tua tak kan kehilangan peran begitu saja, justru malah akan menambah peranan yang juga bertambah. Hal ini dikarenakan apapun yang dihadapi si anak dikemudian hari akan dialami langsung pula oleh orang tua. 

  1. Jangan Lupakan Rancangan Belajar

Hal terakhir yang juga penting adalah ketika si anak sudah menemukan apa yang ia inginkan dan sudah menjadi bagian dalam sekolah lanjutan tersebut, maka orang tua juga berhak untuk membantu sianak agar memiliki rencana belajar yang tepat untuk mengemban misinya dalam meraih cita-cita. 

Ini bukan tentang peran saja, tetapi ini tentang kebutuhan khusus yang anak miliki. Peran peran krusial ini akan menjadi alat bagi anak untuk terus mengasah diri dan mengembangkan potensi diri yang ia miliki.