Oleh: Luthfi
Konsep Keterampilan Sosial
Terdapat berbagai macam definisi mengenai keterampilan sosial. Libet dan Lewinston (Cartledge & Milburn, 1992, Hlm. 7) mengemukakan bahwa “Social skill as a complex ability both to emit behaviors that are positively or negatively reinforced, and not to emit behaviors that are punished or extinguished by other ”Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan hukuman oleh lingkungan.”
Combs & Slaby (dalam Cartledge & Milburn, 1992, hlm. 7) menjelaskan bahwa “The social skill is the ability to interact with others in a given social context is specific ways that are socially acceptable or valued at the same time persobality beneficial, manually beneficial” keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan individu atau bersifat saling menguntungkan atau menguntungkan orang lain.
Wibowo (2007, hlm. 44-45) mengemukan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan menengani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain serta kecermatan membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar serta menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mempengaruhi, memimpin, mengatur, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dalam tim.
Berdasarkan definisi yang disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang dipelajari dan dimiliki oleh individu untuk dapat memunculkan perilaku yang spesifik dalam situasi tertentu dengan tujuan agar dapat mencapai dan melakukan tujuan interaksi sosial dengan baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi orang yang berada di sekitarnya.
- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Keterampilan Sosial
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial pada siswa, Muzaiyini (2013, hlm. 2) menjelaskan faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah “kondisi anak, interaksi anak dengan lingkungan, usia anak, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua, jumlah saudara, struktur keluarga, dan pekerjaan”.
Sementara menurut Ormrod (2008, hlm. 144-146) terdapat beberapa perbedaan yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial pada siswa di antaranya adalah:
1) Perbedaan-perbedaan budaya dan etnik
Beberapa kelompok etnik (termasuk banyak kelompok etnik Asia dan Amerika Selatan) menempatkan nilai kesetiaan dan perilaku prososial lebih tinggi dibandingkan kelompok-kelompok etnik lainnya. Dan beberapa kelompok etnik menekankan pentingnya sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain (misalnya, “Tolong diam supaya saudaramu bisa belajar”), sedangkan kelompok etnik lainnya menekankan pentingnya toleransi terhadap perilaku yang tidak tepat (misalnya “cobalah untuk tidak merasa terganggu oleh radio saudaramu ketika kamu belajar”).
2) Perbedaan-perbedaan jender
Menurut Maccoby (Ormrod, 2008, 145) menjelaskan bahwa “anak laki-laki cenderung bergaul dalam kelompok besar sedangkan anak perempuan cenderung untuk menyukai kelompok yang lebih kecil dan intim, bersama sahabat-sahabat dekatnya”. Secara rata-rata, dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan lebih dominan memiliki perasaan bersalah, malu, dan empati. Sementara anak laki-laki cenderung melakukan agresi fisik sementara anak perempuan lebih melakukan agresi relasional, seperti merusak hubungan pertemanan dan menjelek-jelekkan reputasi orang lain.
3) Perbedaan-perbedaan sosio ekonomi
Secara khusus, anak-anak dan remaja yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah seringkali mengalami tantangan-tantangan tersebut. Barangkali, sebagai akibat dari tantangan semacam itu anak-anak dan remaja memiliki hubungan interpersonal dan perilaku yang rendah. Namun tidak semua seperti itu, ada pula anak dan remaja yang tinggal di lingkungan keluarga yang berpenghasilan rendah memiliki konsep diri yang positif, hubungan interpersonal yang baik dan standar-standar moral yang kuat.
- Indikator Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial merupakan dasar dari hubungan sosial yang akan siswa aplikasikan dalam bermasyarakat. Menurut Caldarella dan Merrel (1997, hlm.264) terdapat lima elemen keterampilan sosial yaitu :
1) Peer Relationship Skill; Keterampilan sosial yang berhubungan dengan teman sebaya
2) Self Management Skills; Keterampilan yang berhubungan diri sendiri
3) Akademic Skills; Keterampilan yang berhubungan dengan kesuksesan akademik
4) Compliance Skills; Keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam memenuhi permintaan orang lain
5) Asertion Skills; Keterampilan Interpersonal
- Strategi Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial
Anak berkebutuhan khusus pada umumnya mengalami kesulitan dalam hal penyesuaian sosial dengan lingkungan sekitar. Perlu adanya dorongan dari orang sekitar yang bisa memotivasi siswa untuk bisa mengembangkan keterampilan sosial yang dimiliki pada diri siswa tersebut. Menurut Ormrod (2008, hlm. 128-129) terdapat beberapa strategi yang dilakukan untuk mengembangkan keterampilan sosial di antaranya adalah :
1) Sediakanlah banyak kesempatan yang memungkinkan terjadinya interaksi dan kerjasama sosial.
2) Bantulah siswa menafsirkan situasi-situasi sosial secara akurat dan produktif.
3) Ajarkanlah keterampilan-keterampilan sosial yang spesifik, sediakanlah kesempatan bagi siswa untuk mempraktikkannya, dan berikanlah umpan balik.
4) Tunjukkan dan pujilah perilaku-perilaku yang sesuai.
5) Tetapkan dan tegakkan aturan-aturan yang tegas mengenai cara berperilaku.
Sumber:
Cartledge, G., Milburn, J, F. (1992). Teaching Social Skill to Children. New York. Perganon.
Wibowo, H. (2007). Fortune Favors The Ready : Keberuntungan Berpihak Kepada Orang-Orang Yang Siap. Bandung : Oase Mata Air.
Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional dan Perannya dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak. Bandung: Prenamedia Group