ABK memiliki risiko lebih besar untuk mendapat kekerasan seksual dibandingkan yang bukan ABK. Hal ini dikarenakan ABK memiliki perasaan yang lebih mudah luluh dan terkadang belum memiliki pemahaman mumpuni terkait seksualitas. Maka sudah sepatutnya ABK mendapatkan pemahaman seksualitas sejak dini. Meskipun ia berkebutuhan khusus, pemahaman dan penyikapan terhadap seksualitas tetap disamakan dengan yang bukan ABK.
ABK sudah dapat dipahamkan perihal seksualitas sejak ia bisa berdiri dan mandi sendiri. Pemahaman yang paling mendasar adalah mengajarkan nama-nama anggota tubuh. Kemudian mengenalkan bagian tubuh pribadi (yang tidak boleh ditunjukkan kepada orang lain) dan bagian tubuh umum.
Cara mengajarkan seksualitas pada anak berkebutuhan khusus :
1. Mengajarkan private part pada anak
2. Mengajarkan batasan diri anak dengan orang lain
3. Mengajarkan sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh
4. Memberitahukan anak tentang safe circle yang ia miliki
5. Ajari anak berkata tidak
6. Mengajarkan anak ruang public dan ruang private
Cara menyampaikan pendidikan seks pada anak berkebutuhan khusus :
1. Menggunakan bahasa sederhana dan konkrit tetapi tetap menggunakan bahasa sesuai biologinya
2. Materi yang disampaikan sesuai dengan kemampuan berpikir anak bukan usia anak
3. Menggunakan gerakan tubuh (kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, sikap tubuh)
4. Memperagakan hal – hal yang harus diketahui anak dengan berbagai media
5. Mencontohkan hal – hal baik di depan anak, contohnya : menggunakan pakaian yang sopan, menutup pintu toilet jika ke toilet
Dengan memperhatikan pentingnya pendidikan seksualitas bagi anak berkebutuhan khusus, kita dapat memberikan mereka kesempatan yang sama untuk memahami dan mengelola asek-aspek penting dalam kehidupan seksual dan hubungan sosial mereka